Sabtu, 4 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Diperlukan Anti Virus Politik dan Budaya

Tekanan arus globalisasi tidak hanya menyentuh dunia ekonomi atau lapangan usaha, tetapi terus menjalar menekan berbagai sendi kehidupan masyarakat.

Akhirnya kita sepakat sistem demokrasi perwakilan merupakan alternatif yang terbaik, namun acapkali dalam pelaksanaannya suara rakyat tersumbat oleh para wakilnya karena kepentingan. Faktor tersumbatnya aspirasi rakyat oleh para wakilnya dan faktor kepentingan inilah sesungguhnya yang menyebabkan awal mula rakyat memilih untuk berunjuk rasa turun ke jalan meneriakkan aspirasinya.

Adagium vox populi vox dei (suara rakyat suara Tuhan) oleh wakil rakyat dianggap tidak absolut, artinya bahwa suara rakyat adalah suara Tuhan hanya berlaku pada saat penentuan pemimpin atau wakil rakyat melalui pemungutan atau penghitungan suara.

Suara rakyat selain itu tidak bisa dianggap sebagai suara Tuhan, karena suara rakyat telah diwakilkan dan bisa ditolak.

Virus-virus politik yang perlu dikelola antara lain :

1.    Partai tidak memiliki kerja dan etika politik yang jelas.

2.    Mengutamakan siasat dan strategi politik berkala ( 5 tahun sekali ).

3.    Carut marut fungsi lembaga Legislatif.

4.    Motif perjuangannya adalah uang dan kekuasaan, politik pragmatis.

5.    Sistem demokrasi Pancasila setengah hati.

Virus Budaya

Topik ini hanya sekelumit kecil sekitar jejaring broadcasting khususnya terkait program siaran televisi hiburan.

Virus budaya perlu dideteksi sedini mungkin agar pengaruh buruk siaran televisi tidak memperparah penyakit efek globalisasi yakni lunturnya nilai-nilai nasionalisme dan solidaritas.

Memang ada program siaran televisi hiburan yang memiliki rating, namun sesungguhnya bila dicermati dan dikupas dengan pisau analisa jati diri, program siaran televisi hiburan tersebut bermasalah.

Pengelolaan program, standar program siaran dan perilaku penyiaran tidak sesuai dengan kepribadian dan jatidiri bangsa.

Kebijakan pemilik lembaga penyiaran swasta (khususnya televisi hiburan) semakin liberal, memihak pasar yang dikuasai para kapitalis.

Halaman
123

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved