Sabtu, 4 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Surat Terbuka Politisi PKS Mahfuz Sidik untuk Anies Baswedan,Gubernur DKI Jakarta

Nama saya Mahfuz Sidik bin Ahmad Suryani, lahir di Jakarta 52 tahun lalu, dari pasangan ayah-ibu yang asli Jakarta.

Editor: Rachmat Hidayat
KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto (kiri), bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. 

Sebagai orang asli betawi dan warga kota Jakarta, saya bangga dengan Ibukota Negara ini yang menyandang sebagai Daerah Khusus. Kebetulan – atas izin Allah – saya ikut menyusun UU No 29/2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dan saya juga bangga dengan sosok Gubernur DKI Jakarta. Kenapa? Karena luas wilayah Jakarta yang 661,5 km2, melampaui luas 18 negara di dunia. Jumlah penduduk Jakarta yang 10,4 juta (2017) melampaui jumlah penduduk 109 negara di dunia.

Dari 34 provinsi dan 93 kota di Indonesia, Jakarta memiliki APBD terbesar yang mencapai 70,2 Trilyun dengan PAD yang juga terbesar, yaitu 41,7 Trilyun (Th 2017). Jadi dengan fakta itu, saya memahami dan memposisikan Gubernur DKI dengan kedudukan yang sangat besar dan tinggi.

Setidaknya setara dengan 18 Kepala Negara lain (dari sisi luas wilayah), dan setara dengan 109 Kepala Negara lain (dari sisi jumlah penduduk).

Dan pastinya sebagai Gubernur paling bergengsi di Indonesia, sebagaimana dimandatkan dalam UU No 29/2007.

Selama 52 tahun menjalani usia hidup di Jakarta, saya – sebagaimana jutaan warga bapak yang lainnya – punya harapan agar Ibukota Negara ini semakin maju dan beradab.

Setidaknya 5 masalah utama yang sering dikeluhkan warga bisa diselesaikan dengan baik dan tuntas, yaitu kemacetan, banjir, sampah, korupsi dan pengangguran. Saya dan warga Jakarta lainnya juga siap mendukung dan berkontribusi agar 23 janji kampanye Anies-Sandi bisa dilaksanakan dan dibuktikan keberhasilannya.

Bapak Gubernur Yth.

Surat terbuka ini saya tulis pada hari Rabu, 11 Juli 2018. Artinya menjelang 7bulan usia kepemimpinan Bapak sebagai Gubernur. Dalam rentang masa tugas 5 tahun (2017-2022), perjalanan 7 bulan pertama, saya yakini sebagai fase “Ta’aruf”. Yaitu fase Bapak mengenali apa dan bagaimana Jakarta ini.

Mungkin baru mulai tahun kedua dan seterusnya, Bapak bisa benar-benar menjalankan program pembangunan secara tepat dan cepat. Ingatan kami masih melekat akan peristiwa sepanjang Pilkada Jakarta pada 15 Februari dan 19 April 2017 dengan semua rangkaian peristiwa yang mengiringinya.

Hari-hari ini, saya hanya bisa memanjangkan doa kepada Allah SWT agar Bapak Gubernur bersama Wakil Gubernur bisa terus mengemban amanah dan tugasnya hingga tuntas.

Sehingga tuntas pula pertanggungjawaban amal di hadapan masyarakat Jakarta dan di hadapan Sang Pemilik dan Pemberi Kekuasaan, Allah Azza wa Jalla.

Berjalan dalam istiqamah dan sabar. Saya ingin menutup surat terbuka ini dengan cerita kecil. Saat saya ikut berikhtiar memenangkan Anies-Sandi, Ibu saya memberi pesan untuk memperbanyak membaca surah Al-Insyirah. Agar Allah selalu memberi kemudahan atas berbagai
kesulitan.

Salah satu bagian ayat dari surah itu berbunyi: “fa idzaa faraghta fanshob, wa ilaa rabbika farghob” (maka apabila engkau telah selesai (darisesuatu urusan), teruslah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanyakepada Tuhanmu lah engkau berharap). (QS Al-Insyirah ayat 7-8).

Taqabbalallahu minnaa wa minkum, minal aidin wal-faizin. Mohon dibukakan pintu
maaf lahir dan batin. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam hormat.

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved