Jumat, 3 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Pertama di Indonesia, BOSDA Suplai Buku untuk Bangun Imanijasi Anak Pendidikan Dasar

Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara), menjadi daerah pertama di Indonesia yang memasukan suplai buku bacaan anak

Dokumentasi Disdikbud Bulungan
Siswa SD di Tanjung Palas Timur menikmati membaca buku di sela jam pembelajaran. Sekolah ini menerima banyak anak eks TKI illegal dari Malayasia. Terletak 50 km dari Tanjung Selor, Ibukota Bulungan. Kabupaten Bulungan menjadi daerah pertama di Indonesia yang memasukan suplai buku bacaan anak kedalam komponen BOSDA (Biaya Operasional Sekolah Daerah). 

Hasil Survei Inovasi Pendidikan dan Pembelajaran Indonesia (SIPPI) yang dilakukan INOVASI menemukan, 84,76 persen anak mengaku suka membaca.

Namun dari sisi jenis buku yang sering dibaca anak, ternyata 67.91 persen masih didominasi buku paket pembelajaran. Hanya sekitar 13.21 persen yang membaca buku cerita, 1.77 persen buku pengetahuan dan sisanya  membaca komik, majalah serta buku lainnya.

“Survei kami ini melibatkan 540 siswa di 20 SD di Bulungan dan Malinau. Dari sana kita temukan, siswa umumnya hanya membaca buku paket pembelajaran. Itu terjadi karena hanya buku paket yang tersedia di sekolah, sedangkan buku-buku yang mampu membangkitkan rasa ingin tahu anak, masih kurang,” tambahnya.

Kepala SD Negeri 013 Bulu Perindu, Warsiah menyambut baik penyediaan buku dari BOSDA. Selain menambah koleksi sekolah, kebijakan ini juga mendukung rintisan program literasi yang tengah Ia kembangkan.

Bersama masyarakat Desa Bulu Perindu, Warsiah membangun taman bacaan masyarakat (TBM). “Kehadiran TBM ini diharapkan mampu meningkatkan minat membaca anak dan warga. Buku-buku yang ada di TBM dipinjam dari sekolah, sehingga anak punya lebih banyak waktu untuk membaca,” tambahnya.

Sedangkan Septian Rahmadi, siswa kelas 4 SD di Tanjung Palas Timur meminta jumlah buku cerita ditambah.

Ia merasa lebih senang membaca buku cerita, karena memberinya pengalaman baru. Setiap hari Septian, sanggup membaca dua buku.

Selain itu, Ia meminta waktu membaca buku bisa diberi lebih lama. Jika hanya membaca selama lima belas menit, Ia merasa masih terlalu pendek. “Saya sangat menikmati membaca buku,” katanya.

Gerakan Literasi Sekolah (GLS) lahir dari Permendikbud No 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.

Melalui gerakan ini, setiap peserta didik didorong menjadi pembelajar sepanjang hayat. Mereka diharapkan terampil dalam mencari, memahami dan menggunakan informasi secara cerdas.

Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) merupakan kemitraan pendidikan antara Pemerintah Indonesia-Australia.

Program ini difokuskan untuk meningkatkan mutu pembelajaran pada bidang literasi, numerasi dan inklusif di jenjang pendidikan dasar. Di Kalimantan Utara, program ini diimplementasikan di dua kabupaten yaitu Bulungan dan Malinau.(*)

Pengirim:
Erix Hutasoit - INOVASI

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved