Tribunners / Citizen Journalism
Jika Tak Ingin Melawan Bangsa Sendiri, Adab Kebangsaan dalam Politik Harus Diutamakan
Jika ingin menang dalam kontestasi, maka kedua faktor itu harus didapatkan. Akibatnya, politik Indonesia cendrung sering berujung pada praktik korupsi
Persatuan dalam konteks Indonesia tidak berarti keseragaman. Sebagaimana disebutkan oleh UUD 1945, Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi keberagaman.
Kita berbeda, itu kenyataannya, namun tujuan berbangsa dan bernegara membutuhkan persatuan dan kerjasama, oleh karenanya integralitas sosial dan integralitas politik harus dijunjung tinggi.
Demokrasi dan keadilan sosial adalah dua hal yang sangat erat kaitannya. Nilai-nilai ini membuktikan bahwa jauh sebelum dunia mengakui hak-hak sipil dan politik serta hak azasi ekonomi, sosial dan budaya (ecosoc rights) Bangsa Indonesia telah mempunyai nilai tersebut.
Nilai didasarkan pada kesadaran bahwa semua rakyat Indonesia adalah makhluk Tuhan yang punya hak dan kedudukan yang sama.
Adab Berpolitik
Dalam semua lapangan kehidupan, sudah seharusnya, semua nilai itu dijadikan batasan pikiran dan perilaku. Bolehlah itu kita sebut sebagai adab kebangsaan kita.
Demikian halnya dalam politik, nilai dasar kebangsaan harus dijadikan sebagai adab berpolitik.
Politik menjadi aspek penting dalam konteks Indonesia mengingat kulturnya. Secara sosiologis, Bangsa Indonesia punya kultur top down yang kuat.
Apa yang menjadi pikiran, sikap dan perilaku pemimpin biasanya menjadi acuan bagi masyarakat. Bukan hanya dalam masyarakat sosial, hal serupa terjadi dalam masyarakat politik dan bahkan juga birokrasi.
Oleh karenanya, penting sekali bagi semua pemimpin dalam lapangan atau bidang apapun untuk mempunyai dan menerapkan adab atau tata nilai kebangsaan itu.
Ada dua hal yang harus dilakukan, pertama, semua pemimpin dan tokoh politik harus memberikan keteladanan dalam menerapkan adab kebangsaan itu.
Keteladanan pemimpin akan membentuk habit, sistem dan bahkan budaya yang jika terakumulasi akan menjadi restorasi nilai kebangsaan. Kedua, pemimpin dan tokoh politik harus menyebarkan keteladanan itu secara lintas generasi.
Dalam perspektif politik, hal itu berarti bahwa pemimpin dan tokoh politik yang baik harus pula melakukan rekrutmen politik berbasiskan pada tata nilai kebangsaan itu. Dengan begitu, ada kesinambungan dan keberlanjutan.
Jika kedua hal tersebut dilakukan secara konsekeuen dan konsisten, kita bisa berharap bahwa pilar-pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika tidak akan berhenti pada tataran wacana.
Politik kita tidak akan lagi diramaikan oleh riuh rendah debat identitas, kehidupan sosial kita akan menjadi makin manusiawi, ketimpangan sosial makin ditekan dan kemajuan serta kesejahteraan bangsa akan terwujud.
Akhirnya, semua pemimpin dan politikus harus menyadari anugerah istimewa yang diberikan Tuhan untuk mengelola bangsa dan negara ini. Kesadaran itu harus dikonversi menjadi tekad untuk membentuk tata nilai dan adab kebangsaan yang telah menjadi konsensus nasional.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.