Selasa, 7 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Pilgub DKI Jakarta

Plus Minus Hasil Debat Publik Perdana Antara AHY, Ahok dan Anies

Debat perdana tiga pasangan calon di Pilgub DKI Jakarta mencengangkan, masing-masing punya plus minusnya. Penasaran? Berikut ulasannya.

Editor: Y Gustaman
Tiga pasangan calon gubernur DKI Jakarta: Anies Baswedan, Agus Harimurti Yudhoyono dan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. 

Oleh: Said Salahudin, Pemerhati Kepemiluan

TRIBUNNERS - Salut! Kata ini rasanya tak berlebihan ditujukan kepada tiga pasangan calon Pilkada DKI Jakarta 2017 yang tampil dalam debat perdana Jumat (13/1/2017) malam.

Secara umum, ketiga pasangan calon khususnya para calon gubernur cukup mampu menunjukkan kualitasnya sebagai calon pemimpin yang cakap dalam menyampaikan visi, misi, dan program masing-masing kepada calon pemilih.

I. AHY Tegas, Ahok Rileks, Anies Berwibawa

Dari sejumlah hal menarik yang muncul dari acara debat semalam, penampilan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) boleh disebut sebagai salah satunya.

Selama ini, kemampuan AHY dalam berdebat cenderung diragukan sejumlah pihak. Ketidakhadirannya di beberapa acara debat nonformal televisi swasta beberapa waktu lalu menguatkan dugaan sebagian masyarakat bahwa Agus memang tidak siap mengikuti debat.

Tetapi setelah melihat penampilannya semalam, Agus sepertinya telah mampu menggugurkan pandangan sinis tersebut. Tampil dengan penuh percaya diri dan cara bicara yang tegas dan teratur, AHY cukup memukau. Stigma sebagai ‘anak ingusan’ tampaknya tidak tepat lagi dilekatkan kepadanya.

Tidak hanya Agus, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Anies Rasyid Bawedan pun tampil cukup memukau.

Secara umum Ahok terlihat cukup tenang dan rileks ketika berbicara. Dia relatif mampu mengendalikan sikap temperamentalnya. Hanya sesekali saja suaranya meninggi.

Ahok juga tidak terlihat tertekan dalam posisinya sebagai calon petahana yang lazim menjadi pusat serangan.

Sementara penampilan Anies tidak berubah. Ia tetap muncul dengan tampilan berwibawa. Cara bicaranya cukup menyejukan, sistematis, argumentatif, tetapi juga tegas. Dia tampil cukup simpatik.

Sayangnya, penampilan menarik dari ketiga calon tersebut gagal disempurnakan oleh moderator debat, Ira Koesno. Walau terbilang cakap, Ira sedikit kurang lentur melaksanakan tugasnya. Sikapnya yang kelewat tegas membuat suasana debat sedikit tegang dan menjadi kurang cair.

II. Anies Dominan, AHY dan Ahok Proporsional

Salah satu yang menarik dari penyelenggaraan debat kemarin adalah strategi yang diterapkan oleh masing-masing calon dalam membagi sesi bicara dengan masing-masing pasangannya.

Pasangan nomor urut 3 Anies Rasyid Bawedan–Sandiaga Salahuddin Uno (Sandi) terlihat menggunakan strategi berbeda dengan dua pasangan lainnya.

Sebagai calon gubernur, Anies tampil sangat dominan di sepanjang acara debat. Dari enam segmen debat yang memberikan kesempatan berbicara sebanyak 17 kali kepada masing-masing pasangan, Anies tampil sebanyak 14 kali, sementara calon wakilnya Sandi hanya diberikan kesempatan tiga kali saja.

Pada segmen ketiga, kelima dan keenam, Anies bahkan memborong seluruh waktu berbicara. Sandi hanya kebagian berbicara pada segmen pertama, kedua, dan keempat.

Pasangan nomor urut 1 Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) - Sylviana Murni (Sylvi) dan pasangan nomor urut 2 Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)–Djarot Saiful Hidayat menerapkan strategi yang juga berbeda.

Pola pembagian waktu bicara yang dipraktikkan oleh kedua pasangan ini cenderung lebih proporsional dari pada pasangan nomor urut 3.

Jika Anies–Sandi tampil dengan pola 14 - 3, Agus–Sylvy bermain dengan pola 11–6, dan Ahok-Djarot berbagi dengan pola 10 - 7.

Perbedaan lainnya tampak pada strategi penguasaan segmen. Jika Anies tampil penuh di tiga segmen, yaitu segmen ketiga, kelima dan keenam, Agus berbicara penuh di tiga segmen berbeda, yaitu segmen pertama, kedua, dan keenam.

Lain Anies dan Agus, lain pula dengan Ahok. Calon nomor urut 2 ini justru membuat pola sendiri dengan cara berbagi waktu penguasaan segmen dengan pasangannya.

Ahok mengambil waktu sepenuhnya pada segmen kelima, sementara Djarot berbicara secara utuh pada segmen ketiga. Sandi dan Sylvi tidak melakukan seperti yang dilakukan Djarot.

Sekalipun dalam pelaksanaan debat semalam pasangan nomor urut 3 menerapkan strategi yang lebih menonjolkan sosok Anies, sedangkan nomor urut 1 dan 2 menerapkan pola tampil yang relatif proporsional dengan masing-masing pasangangannya, hal itu sama sekali tidak menunjukkan superioritas dari salah satu pasangan calon. Ini semata perbedaan strategi debat saja.

Namun, jika strategi tiap-tiap pasangan tersebut dikaitkan dengan gambaran pelaksanaan tugas dan wewenang gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta yang kelak akan dijabat oleh salah satu pasangan calon, maka strategi yang diterapkan oleh pasangan nomor urut 3 dengan lebih menonjolkan sosok calon gubernur daripada sosok calon wakil gubernurnya menemukan relevansinya.

Dalam pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah, walau calon gubernur dan calon wakil gubernur dipilih secara berpasangan, tidak berarti kewenangan seorang gubernur sama dengan kewenangan wakil gubernur. Ketika salah satu dari pasangan calon itu terpilih, maka kekuasaan pemerintah daerah DKI nantinya berada sepenuhnya di tangan gubernur.

Posisi wakil gubernur hanya bersifat membantu tugas-tugas tertentu gubernur, memberikan saran dan pertimbangan, serta menggantikan tugas dan wewenang gubernur ketika berhalangan.

III. AHY Bantuan Dana, Ahok Infrastruktur, Anies Pembangunan Manusia

Diakui atau tidak debat perdana tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Pilkad DKI Jakarta memang menarik.

Ketiga pasangan calon mampu menunjukan kekuatan visi, misi, dan programnya masing-masing, dan pada bagian yang lain juga terampil dalam mengkritisi visi, misi, dan program para kompetitornya.

[Program AHY – Sylvi]

Dari debat perdana yang mengambil tema seputar permasalahan sosial-ekonomi, termasuk persoalan lingkungan, transportasi, dan keamanan, semalam, pasangan nomor urut 1 Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)-Sylviana Murni (Sylvi) tampak lebih mengedepankan program bantuan dana bagi warga Jakarta.

Halaman
12

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved