Sabtu, 4 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Tol Laut Jadi Pemersatu Belasan Ribu Pulau di Tanah Air

TOL laut, ‘makhluk asing’ yang diperekenalkan oleh Presiden Joko Widodo itu, kini mulai menampakkan wujudnya. Ia bukan lagi dongeng yang membingungkan

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Menteri Perhubungan Ignatius Jonan (kedua kiri) dengan Menteri Perdagangan Thomas Lembong (kedua kanan) melihat kapal saat peluncuran program tol laut di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (4/11/2015). Kementerian Perhubungan menunjuk PT Pelni (Persero) meresmikan peluncuran perdana penyelenggaraan kewajibanpelayanan publik untuk angkutan barang dalam rangka pelaksanaan tol laut tahun anggaran 2015. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN) 

“Kita terlalu lama memunggungi laut, memunggungi samudera. Kita akan mengembalikan semua. Saya berjanji akan mengembalikan kejayaan Indonesia sebagai negara maritim dengan memanfaatkan laut, teluk, dan selatnya,” katanya.

Penurunan harga

Adalah tugas para menteri sebagai pembantu Presiden untuk mewujudkan visi sang bos. Tapi seperti yang Rizal Ramli sampaikan sebelumnya, bahwa dalam tataran praktik, tol laut selain membuahkan hasil positif, juga masih menyimpan beberapa kelemahan.

“Program tol laut sangat penting untuk menjamin ketersediaan kebutuhan bahan pokok, khususnya di daerah-daerah tertentu tujuan tol laut. Faktanya, setelah berjalan beberapa bulan, tol laut terbukti berhasil mengurangi disparitas harga,” ungkap Rizal Ramli.

Terkait kelemahan yang masih ada, Rizal Ramli telah memerintahkan Kementerian Perhubungan dan PT Pelni untuk melakukan studi pola kebutuhan angkutan kapal di masa depan.

Selain menyangkut ukuran kapal yang disesuaikan, peruntukannya pun harus ditingkatkan agar bisa multi fungsi. Misalnya, agar lebih berdaya guna, perlu dijajaki kemungkinan memodifikasi kapal yang bisa mengangkut penumpang reguler dan turis turis manca negara dan kontainer.

Khusus kontainer, dibagi lagi menjadi kontainer barang dan kontainer pendingin (container reefer) yang antara lain untuk mengangkut ikan.

Selain itu, untuk mengoptimalkan muatan, Menko juga minta kepada kementerian teknis mengumumkan informasi muatan dan ruang kapal.

Informasi ini harus diikuti jadwal kapal yang bersifat reguler. Dengan demikian, pengusaha dan atau penduduk bisa memanfaatkan ruangan kapal untuk mengangkut komoditas yang dimilikinya.

Dulu, sebetulnya informasi seperti ini sudah ada dan berjalan lumayan bagus. Melalui Peraturan Pemerintah Nomor 18/1988, tentang Penetapan Badan Pelaksanan Bursa Komoditi (Bapebti) sebagai penyelenggara kegiatan penyediaan informasi muatan dan ruang kapal (IMRK).
Berdasarkan Perppu itu, Bapebti ditugaskan menyediakan informasi muatan dan jasa angkutan laut dan menyediakan sarana untuk kegiatan transaksi muatan dan ruang kapal.

Pelaksanaan kegiatan tersebut dilakukan berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh Menteri Perdagangan dan Menteri Perhubungan, baik secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. Namun setelah reformasi bergulir, entah bagaimana nasib jasa layanan tersebut.

Rizal Ramli juga minta Menteri Perdagangan mengumpulkan para pemain besar kebutuhan pokok agar mereka memanfaatkan kapal-kapal yang menggunakan jaluar tol laut.

Ini memang seperti telur dan ayam. Tapi, biar bagaimana pun harus ada yang memulai agar jalur tol laut bisa bermanfaat seperti yang digagas Presiden.

“Untuk memastikan segalanya berjalan sesusai dengan harapan, perlu dibentuk Tim Monitoring lintas kementerian. Tim ini menjadi penting, karena Presiden minta laporan perkembangan tiga bulanan secara rutin. Dengan Tim yang ada, kita bisa langsung mendeteksi kelemahan yang ada untuk dicarikan solusi secara tepat dan cepat,” paparnya.

Intinya, perbaikan terus-menerus harus dilakukan untuk memperkecil disparitas harga. Untuk itu, perlu evaluasi rute pelayaran, menambah rute yang dibutuhkan, muatan lebih variatif, memotong rantai perdagangan yang tidak efisien, dan memberi perhatian khusus bagi Indonesia bagian timur. Hal lain yang tidak kalah pentingnya, mensosialisasikan dan melibatkan daerah, serta Kapolri dan Mendagri menindak praktik monopoli pelayaran/pengiriman logistik.

Jika semua berjalan sesuai rencana, maka Tol Laut benar-benar memberi manfaat yang besar bagi Indonesia. Sejumlah manfaat yang langsung tampak di depan mata antara lain,, bisa mempersatukan, membangun keadilan, dan pemerataan. Semoga...

Jakarta, 30 Mei 2016

Edy Mulyadi, Direktur Program Center for Economic and Democracy Studies (CEDeS)

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved