Jumat, 3 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Disiplin Berpikir Benar Perlu Diksimeter

Berpikir benar akan selalu terkait dengan penyelesaian masalah serta peningkatan kualitas kehidupan baik secara pribadi maupun kelompok.

Editor: Hasanudin Aco
Ist/Tribunnews.com
Ilustrasi. 

Kalimat di atas merupakan contoh kesalahan dalam berpikir dan akan ditangkap oleh diksimeter sebagai suatu bahasa yang tidak benar. Bahasa-bahasa seperti ini merupakan jenis bahasa provokasi yaitu yang membuat kesimpulan secara tidak benar. Namun pada kenyataannya banyak orang yang tanpa sadar terpengaruh oleh bahasa semacam ini. Dalam hal yang lebih signifikan seperti menyangkut politik atau keyakinan, hal semacam ini membawa imbas yang sangat besar pada masyarakat. Itulah mengapa diksimeter perlu melakukan deteksi dan pengukuran atas kebenaran suatu bahasa juga.

Berikutnya pada perannya dalam mengukur kesantunan suatu bahasa, diksimeter mengukur berdasarkan pertimbangan-pertimbangan seperti:
• Tidak menyebabkan friksi terhadap nilai-nilai luhur yang berlaku
• Menjunjung kepositifan, tidak menempuh cara-cara negatif seperti emosi negatif, intonasi negatif, gestur negatif
• Tidak menggunaan pemilihan kata-kata yang negatif
Contoh berikut ini akan dapat memberi gambaran pada ukuran kesantunan suatu bahasa:
1. Seorang mahasiswi di Bandung berkata, “Anjing itu lucu sekali”.
2. Dua orang anak muda Bandung yang berteman akrab berkata, “Anjing kemana aja kamu kok jarang nongol?”
3. Tokoh masyarakat Bandung berkata, “Kita harus membersihkan anjing-anjing koruptor itu”.
4. Walikota Bandung berkata, “Para politisi ini kerjanya seperti anjing berebut tulang”.
5. Gubernur Jawa Barat berkata kepada seorang wartawan yang membuat kesalahan berita, “kamu itu anjing ya, menulis berita tidak seperti faktanya. Saya kan tidak pernah melakukan hal itu”.

Dari lima contoh bahasa di atas, dapat dianalisa penggunaan diksinya, yaitu pada penggunaan kata “anjing” dari sisi kesantunan bahasa. Pada kalimat 1, penggunaan kata anjing tidak mempunyai makna negatif, dan secara bahasa ia merupakan bahasa yang baik. Kalimat 2 menunjukkan adanya penggunaan kata anjing yang tidak bernuansa negatif pada lingkup tertentu, yakni terkait dengan kebiasaan dan kondisi yang berlaku di suatu wilayah. Sedangkan pada kalimat 3, penggunaan kata anjing sudah bernada konotatif namun masih bisa disebut netral, yaitu tidak santun dan tidak kotor juga karena yang dimaknai adalah koruptor yang dalam pandangan umum adalah common enemy. Pada kalimat 4, penggunaan kata anjing sudah bermakna kotor karena ditujukan kepada para politisi dimana secara makna, politisi itu bukanlah sesuatu yang buruk, dan ditambah lagi yang mengucapkannya adalah seorang walikota maka menjadi tidak pantas. Pada kalimat 5, penggunaan kata anjing bermakna sangat kotor dan sangat sangat tidak santun karena pengucapannya ditujukan langsung kepada orang yang dimaksud untuk menghina orang tersebut, dan yang mengucapkannya juga seorang public figure yang dalam hal ini adalah seorang gubernur.

Itu semua baru sedikit contoh-contoh dari penggunaan diksimeter dalam membangun kedisiplinan berpikir benar. Dengan diterapkannya diksimeter sebagai ukuran suatu bahasa, maka peradaban akan mengalami perubahan yang signifikans karena bahasa merupakan jembatan emas dalam mempengaruhi pikiran setiap individu. Bahasa yang positif akan langsung memberikan program positif bagi pikiran dan dalam semua interaksi akan berlangsung secara lebih positif. Dengan membudayakan berpikir dan berbahasa dengan menggunakan diksimeter yang positif maka setiap karya dan perilaku individu-individu di berbagai organisasi dan masyarakat juga dengan efektif akan mengalami perubahan ke arah yang jelas, benar, dan santun. Tentu ini adalah suatu wajah peradaban yang positif dan memberdayakan.

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved