Sabtu, 4 Oktober 2025

Blog Tribunners

Sehat Murah Bonus Langsing dengan Food Combaining

Food combaining mengutamakan keseimbangan makanan yang dibutuhkan tubuh kita.

Penulis: KAIFA NUR ARDHIANA

TRIBUNNERS - Penyakit degeneratif merupakan proses penurunan fungsi organ tubuh yang umum terjadi pada usia tua. Namun ada kalanya juga bisa terjadi pada usia muda.

Faktor penyebabnya ialah pola makan yang kurang baik, kurang olahraga, dan menyukai makanan junk food. Secara perlahan hal itu akan meningkatkan risiko terkena penyakit degeneratif.

Penurunan fungsi organ tubuh mengakibatkan penurunan derajat kesehatan yang biasanya diikuti oleh penyakit.

Akibat yang paling bahaya dari penyakit ini adalah rasa sakit dan juga sangat menyita biaya terutama saat masa tua, selain itu bisa juga akan berakhir dengan kematian.

Macam-macam penyakit degeneratif antara lain, asam urat, osteoporosis, diabetes mellitus, kolestrol, hipertensi, jantung, stroke dan ginjal.

Untuk mengatasi penyakit tersebut dapat dilakukan dengan perubahan pola makan, kurangi junk food, dan olahraga secara teratur.

Salah satunya ialah menerapkan prinsip pola makan dengan food combaining.

Food combaining mengutamakan keseimbangan makanan yang dibutuhkan tubuh kita.

Tujuan utama dari food combaining ialah mencari kondisi homeostasis, yaitu kondisi ideal dalam tubuh saat seluruh fungsi berjalan dengan sempurna.

Organ sehat dan mendukung kerja seluruh sistem agar lancar dan terpadu dalam tubuh, membuat kondisi tubuh yang ada dalam kondisi homeostasis berada dalam kondisi prima secara psikologis (fungsi mental), fisiologis (fungsi organ dan sistem), dan anatomis (fungsi muskuloskeletal).

Ada beberapa katalisator kondisi homeostasis.

Salah satu yang populer adalah nilai Ph. Rentang skala Ph tubuh ada pada angka 1,0 (asam) hingga 14,0 (basa).

Kondisi homeostasis tubuh sehat tercapai saat pada nilai keasaman dan kebasaan yang seimbang, atau sering kita kenal dengan Ph netral.

Sehat hakiki adalah saat tubuh mencapai nilai Ph di kisaran netral (7,0), angka tepatnya adalah 7,35-7,45.

Umumnya, pola hidup (pola makan terutama) membuat seseorang berada pada nilai Ph yang terlalu berat ke sisi asam, yang dapat mengakibatkan berbagai macam penyakit.

Dalam kondisi asam, tubuh bagaikan magnet bagi penyakit, organ tubuh akan berada dalam kondisi tidak prima serta cenderung rusak perlahan-lahan.

Pada prinsipnya, pola makan food combaining adalah cara termudah untuk mencapai angka Ph ideal 7,35-7,45.

Food combaining memperkenalkan pola makan yang berbasis pada 3 hal sederhana, yaitu, apa yang kita makan, waktu makan, dan bagaimana memakannya.

Mari kita ulas bersama, yang pertama, apa yang kita makan? Secara komprehensif, unsur makanan yang umum dikenal adalah seperti gula, pati, protein, asam, dan lemak.

Itu semua dapat kita sederhanakan agar lebih mudah di pahami, yaitu ada pati adalah salah satu bentuk hidrat arang (selain gula dan selulosa) yang lebih umum dikenal masyarakat sebagai karbohidrat, identik dengan pemberi tenaga serta rasa kenyang yang instan.

Pati baik adalah jenis yang masih memiliki zat-zat gizi alamiah dan minim proses.

Dalam bentuk utuhnya masih mengandung vitamin, serat, enzim, mineral dan substansi lain yang bisa dimanfaatkan oleh tubuh secara maksimal.

Tetapi sebaiknya pati hanya di konsumsi secukupnya karena pati mudah sekali memberikan kelebihan gula yang mengganggu kesehatan tubuh.

Kalori berlebihan yang disumbang pati juga akan berubah menjadi lemak yang tak tertampung dan menumpuk di berbagai bagian tubuh.

Protein dikenal sebagai pembentuk sel-sel baru tubuh.

Yang populer dikonsumsi dan dianggap sebagai sumber protein premium adalah protein hewani dalam bentuk daging-dagingan, susu, dan telur karena kandungan asam aminonya.

Asam amino adalah unsur utama pembentuk sel, bahan utama pembangunan dan perbaikan jaringan tubuh, hormon, enzim dan substansi lainnya.

Tetapi perlu kita ketahui bahwa penguraian protein hewani ke dalam bentuk asam amino agar bisa diserap tubuh berlangsung lama dan memberatkan kerja sistem cerna.

Selain itu, asam amino protein hewani pun mudah rusak, karena protein hewani harus di proses dalam panas dahulu agar lebih aman untuk di konsumsi.

Tetapi tidak perlu khawatir, protein juga bisa didapatkan dari unsur nabati dalam bentuk kacang-kacangan dan polong-polongan.

Buah dan sayur pun menyumbang protein dalam bentuk asam amino sederhana yang lebih mudah diserap oleh tubuh.

Mengkonsumsi protein nabati, buah, dan sayur dalam jumlah cukup sebenarnya bisa meminimalisasi pemakaian protein hewani dan meningkatkan kualitas kesehatan.

Sayuran adalah unsur makanan yang sangat berguna. Sebagai pembentuk sifat basa,  apabila dikonsumsi benar, sayuran akan mampu menetralkan Ph dan menciptakan kondisi homeostasis tubuh.

Jika disajikan segar, sayuran juga memberikan asupan enzim berlimpah jadi secara signifikan meringankan sistem cerna karena membuat kerja enzim organ penghasil enzim tidak perlu bekerja keras.

Kandungan gula dan sifat asam yang sangat rendah membuat sayuran bersifat netral dan mudah dikombinasikan dengan makanan lain.

Buah merupakan kelompok makanan penyumbang air, enzim, karbohidrat, serat, vitamin dan mineral.

Mengkonsumsi buah dengan benar akan memberikan sifat basa pada tubuh.

Serat buah cenderung lunak dan tidak serasi saat dipadukan dengan serat sayuran yang lebih keras, terutama bagi mereka dengan sistem cerna sensitif.

Kondisi ini mengharuskan buah dikonsumsi dalam keadaan perut kosong. Atau, beri jarak 15-20 menit sebelum makan.

Dan sesudah makan, sebaiknya kita tidak menyantap buah, setidaknya hingga 4-5 jam kemudian.

Kedua, waktu makan.Food combaining mengacu pada ritme biologis dalam mengatur waktu dan jenis makanan yang tepat dan sesuai kebutuhan tubuh.

Ritme biologis atau biasa disebut Circadian Rhythm terkait sistem pencernaan ini berlaku sebagai berikut, 12.00-20.00 (waktu cerna) pada fase ini, sistem pencernaan berlaku aktif dalam menerima makanan yang masuk. Inilah rentang waktu manusia cenderung lebih leluasa mengonsumsi makanan.

Kemudian, 20.00-24.00 (waktu penyerapan), pada fase ini tubuh memanfaatkan secara maksimal apa yang dimakan pada waktu sebelumnya.

Mengonsumsi makanan atau tidak tidur, akan menggangu proses yang semestinya terjadi dan membuat kerusakan kesehatan jangka pendek maupun panjang.

Pada pukul 04.00-12.00 (waktu pembersihan), sisa metabolisme serta tumpukkan makanan pada usus besar dikonsentrasikan tubuh untuk di buang pada fase ini.

Banyak energi dialokasikan tubuh untuk membersihkan sisa-sisa kotoran tersebut.

Berdasarkan ritme ini, pola makan dalam food combaining diatur.

Makanan yang bersifat lebih padat dialokasikan pada waktu siang, sore dan malam, disesuaikan dengan kesiapan tubuh dalam menerima makanan yang masuk.

Sementara pagi hari, saat alokasi energi dibutuhkan untuk fase pembuangan, makanan yang lebih ringan dan mudah diserap oleh tubuh sangat disarankan.

Inilah sebabnya food combaining identik dengan pemanfaatan buah segar sebagai bahan baku makanan untuk sarapan.

Sifat buah adalah ringan, mudah dicerna, tetapi memberikan asupan energi signifikan. Sarapan buah bagi pemula sebaiknya dilakukan berkala pukul 06.00-11.00.

Ketiga, bagaimana memakannya. Protein hewani-pati, protein hewani apabila dicampur dengan karbohidrat akan menghasilkan masalah bagi pencernaan manusia.

Karbohidrat di cerna oleh enzim amilase (terdapat di air liur) dan protein hewani di cerna oleh enzim pepsin (bekerja begitu makanan memasuki alat cerna dalam perut) namun, kedua enzim ini tidak bisa bekerja jika bertemu satu sama lain.

Protein-Sayuran, kombinasi ini ideal dan sangat melengkapi satu sama lain.

Karena protein hewani adalah pembentuk asam dan sayuran sebagai pembentuk basa.

Mengonsumsi keduanya secara bersamaan akan meminimalisasi pengaruh buruk protein hewani terhadap tubuh.

Pati-sayuran, kombinasi ini saling melengkapi dan ideal.

Serat pada sayuran membuat efek buruk pati dalam jumlah berlebihan sedikit teratasi.Sayuran memberikan rasa kenyang sehingga keinginanan untuk mengonsumsi pati dalam jumlah banyak jadi berkurang.

Air sangat penting, tiga perempat tubuh kita terdiri dari air.

Konsumsi air dalam food combaining ialah sesuai dengan konsep pencapaian kondisi homeostasis lewat pencapaian Ph yang netral.

Kekurangan air dan dehidrasi membuat Ph tubuh mudah sekali bergerak ke sisi asam.

Terkait konsep pengaturan pola makan yang identik dengan food combaining, hal utama yang harus diperhatikan adalah minum air saat berada di waktu makan.

Beri jeda antara waktu sebelum dan sesudah makan untuk minum.

Memasukkan banyak air untuk makan akan mengganggu kerja sistem cerna. Konsumsilah air sekitar 500 ml, satu jam sebelum makan.

Bisa juga 2-3 jam sesudah makan, jika dirasa perlu.

Namun, ditengah waktu makan, sebaiknya jangan, atau minumlah tidak lebih dari setengah gelas air.

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved