Selasa, 7 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Pancasila Identitas Pikir Bangsa

Negara Pancasila merupakan keagungan anugrah dan amanah untuk terus diteruskan pendiriannya hingga akhir zaman.

Editor: Hasanudin Aco
Ist
Direktur Klinik Pancasila memberi motivasi kepada 300 pelajar SMP., SMA se-Jakarta Barat dengan pemberian Buku Aku Cinta Dikau Cinta NKRI (ACDC NKRI) pada peluncuran Gerakan Estafet Nasional Cipta Amal Rutin Pancasila (GENCAR PANCASILA) di Hari Pahlawan 10 November 2015. 

Insan yang punya rasa keadilan dan bersikap sosial, mempunyai rasa solidaritas, sepenanggungan dengan nasib sesama adalah sosok insan yang terpanggil untuk bersama-sama membangun bangsa dan negerinya dengan sepenuh talenta yang dianugerahi oleh Sang Pemberi kehidupan. Inilah pancaran Sila Kelima Pancasila yang terus-menerus mengingatkan hakikat pendirian Negara-bangsa ini.
Sikap rasa tanggung jawab membangun negeri tercermin dalam sila ini. Bahwa pembangunan ekonomi yang bertujuan kepada kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia adalah tanggung jawab bersama anak bangsa dalam mengemban amanat Pembangunan Sosial yang berkeadilan. Dengan Seluruh Insan Aktif Gerakan Amalkan (SIAGA) Pancasila setiap anak negeri terpanggil untuk turut serta mengembalikan nafas kehidupan bangsa yang sebenarnya, dan hakikat kemerdekaan itu sen¬diri. Seluruh Insan Aktif Gerakan Amalkan Pancasila adalah salah satu jalan inisiatif solutif dalam memecahkan persoalan peradaban bangsa untuk meraih cita-cita hakikat Kemenjadian Bangsa Indonesia.

Taman Persemian Harapan

Keadaan negeri ini yang sedari dulu kala subur makmur kaya dengan aneka hayati dan panorama alam yang indah, banyak bangsa lain mengibarat- kannya dengan Paradise atau Firdaus. Yang lainnya mengatakan dia-lah potongan surga yang jatuh ke bu mi. Kenyataannya memang menggambarkan demikian, sehingga bangsa-bangsa Eropa bertandang ke sana. Negeri ini pun pernah dijuluki “Jamrud Khatulistiwa”. Bukan kebetulan bila bentangan Tanah Air ini berordinat dengan Khatulistiwa. Inilah sebuah Taman, tempat persemian harapan para leluhur dan cita-cita generasinya untuk meraih kejayaan negeri gemilang. Juga tempat persemian nilai-nilai luhur dan kearifan majemuk bersumber dari tradisi-tradisinya yang kemudian menjadi Budi Pekerti Manusia Indonesia.
Kehadiran Pancasila di negeri ini merupakan satu gambaran tatanan dan tatahan yang mencerminkan keberagaman dan perbedaan di satu sisi, dan keindahan di sisi lainnya. Turunan dari semua itu akhirnya memunculkan sikap bersatu, mau berbeda tetapi lebih mengedepankan persamaan untuk mewujudkan kepentingan bersama, yakni Persatuan Indonesia (Tujuan Eksistensial) membangun Keadilan Sosial dan Kesejahteraan Sosial bersen dikan supremasi Hukum (Cita-ideal). Demikianlah Kehendak Perenial yang digariskan untuk hamparan negeri ini, bersatu dalam keberagaman dan keindahan.

Setelah hakikat ini terpahami, untuk menjaga dan mewujudkan terselenggaranya Tujuan Eksistensial, Cita-ideal, dan Kehendak Perenial pendirian Negara-bangsa ini, perlu terus ditumbuhkan dan dilestarikan setiap benih altruisme dan semangat juang (patriotis¬me) yang masih akan berkembang di negeri ini. Maka Taman' Pancasila (Tumbuhkan Amalkan Mekarkan Amanah Negara—Pancasila) merupakan satu wahana untuk menghargai karya agung nan kaya-raya ini yang merupakan amanah dari Sang Pencipta. Juga ia merupakan ikhtiar nurani untuk menghargai negeri warisan leluhur bangsa ini dengan jerih-payah pejuang pendahulu dan para founding fathers yang rela berkorban demi berdirinya Negara Pancasila. Negara Pancasila sendiri merupakan sebuah rajutan dari aneka ragam ide-ide, pandangan hidup, dan ideologi-ideologi dunia, yang diserap melalui lubang kearifan majemuk tradisi-tradisi dan budaya leluhur yang arif bestari. Sehingga berdirinya Negara ini tidak dengan sendirinya tanpa dasar, dan perjuangan.

Mengapa ‘TAMAN’ Pancasila (Tumbuhkan Amalkan Mekarkan Amanah Negara Pancasila)? Kita, bangsa ini, sedang berdiri di tengah-tengah pergaulan bangsa-bangsa Dunia yang dituntut untuk bisa memberikan solusi dalam menghadapi persoalan zaman, baik persoalan sendiri maupun persoalan umum Dunia. Dan kita tengah berdiri di dalam suatu zaman yang menuntut perubahan dengan cepat dan tanggap terhadap kebutuhan zaman. Milenium tiga ini adalah zaman paripurna untuk sebuah pembentukan Ideologi ataupun dasar Negara. Maka alangkah bersyukurnya bangsa ini dengan Pancasila mampu mengarungi waktu hingga detik ini dan berterima kasih kepada para pejuang pendahulu dan pendiri Negara-bangsa ini yang menitipkan seperang- kat nilai berupa Pancasila yang kemudian menjadi ideologi bangsa untuk menjaga keutuhannya dari perpecahan, baik akibat dari dalam maupun dari luar.

Negara Pancasila merupakan keagungan anugrah dan amanah untuk terus diteruskan pendiriannya hingga akhir zaman. Dan keanggunan sikap kebang¬saan para pendirinya yang rela untuk bersatu dalam keragaman dan keberbedaan (Bhinneka) dalam satu esensi kesatuan (Tunggal Ika) Negara Republik Indo¬nesia. Maka zaman menuntut, bagi seorang manusia Indonesia, untuk terus menumbuhkembangkan nilai-nilainya, mengamalkannya, hingga mekarlah dan membentang nilai-nilai ini menjadi ‘materialisasi’ amanah Negara Pancasila.
Materialisasi amanah ini termaktub dalam sila-sila Pancasila. Dalam hal ini, semua anak negeri dengan penuh motivasi keterpanggilan menumbuhkan dan menyemikan serta menyemarakkan nilai-nilai Pancasila ini. Untuk itu, dalam hal ini, materialisasi amanah ini memerlukan PATRIOT Pancasila (Pejuang Amanah Tangguh Relawan Indonesia Obor Terdepan) dalam menghantarkan Pancasila mengarungi zaman hingga Globalisasi dan memperkokoh eksistensi ideologi bangsa dalam format kekinian dan kemendatangan menyongsong era Generasi Emas Membangun Peradaban Indonesia Tangguh dan Amanah ('Gempita' Pancasila) berdasar Pancasila.

Semangat berkorban adalah kekhasan Patriot Pan¬casila. Pengorbanan di sini tentu bukanlah sesuatu yang sia-sia manakala kita melihat untaian Jamrud Khatulistiwa ini terlanjur membentang sepanjang dari timur, Marauke hingga di barat, Sabang. Seorang yang rela berkorban menandakan adanya suatu kedekatan dengan yang dikorbani, rasa memiliki yang utuh dan penghargaan yang tinggi dari pada apa yang dikorbankan. Pejuang Amanah Tangguh Relawan Indonesia Obor Terdepan merupakan satu pewantahan semangat juang para pembela Kebenaran yang bertahta di tanah air ini.

Taman Pancasila sebuah analogi yang tak hampa makna. Taman adalah gambaran keragaman dan aneka warna yang berada (exist) untuk saling mewarnai dan menghidupi. Perbedaan di sana adalah bagian pokok dari taman untuk dikenal sebagai taman. Demikian pula dengan negeri ini, bentangan dan gugusan hayati dan para penghuninya dianggit dalam satu 'karangan' yang beragam, berbeda dalam persatuan dan kesatuan (Unity in Diversity, Diversity in Unify). Demikianlah negeri ini; yang merupakan 'Taman' Pancasila untuk menyemikan nilai-nilai luhur Pancasila, Identitas-pikir bangsa.

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved