Minggu, 5 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Ichsanuddin Noorsy: Kebijakan Neoliberal Terjamin Berkesinambungan

Di tengah kecamuk perang ekonomi RRC melawan hegemoni AS dan aliansinya, Presiden RI Joko Widodo merombak personil kabinetnya.

Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM/DOK
Foto Ichsanuddin Noorsy dan Presiden Jokowi 

Jaminan kesinambungan kebijakan neoliberal ini juga memperoleh pilar yang kuat. Kalau di era SBY, pilar itu dilaksanakan Gita Wiryawan.

Kini Thomas Lembong-lah pelaksananya. Itu terlihat dari latar belakang, jenjang karir dan penampilan kinerja mereka. Sementara Rizal Ramli akan kesulitan berbuat banyak di semester II ini disebabkan kebijakan ekonomi pada semester I sudah diberlakukan melalui APBN-P 2015 yang sesungguhnya tidak memihak pada rakyat itu.

Bersamaan dengan perang ekonomi AS vs RRC dan AS vs Rusia, jelas terhadap situasi eksternal Indonesia adalah negara yg tidak bisa apa-apa. Tetapi terhadap situasi nasional, saya meyakini bahwa di balik kesulitan ada kemudahan. Pada artikel saya bertajuk "Terpuruknya Rupiah", saya mngusulkan beberapa kebijakan.

Namun melihat komposisi personalia Kabinet KKK seperti yamg diputuskan kemarin, saya tidak meyakini mereka akan mampu membuat kebijakan yang mnyegarkan.

Makanya saya menyebut, perombakan kabinet tidak mampu mngaratasi tekanan ekonomi selama tidak mngubah struktur perekonomian yang timpang dan kebijakannya masih berkarakter business as usual.

Itu berarti Trisakti, Revolusi Mental dan Nawacita tinggal kata-kata di tengah posisi bangsa menjadi pembantu di rumahnya sendiri dengan tuan yang datang dari berbagai bangsa.

November 2007 saat saya dan kawan-kawan menggugat UU No.25/2007 tentang Penanaman Modal, saya mengingatkan, setiap kebijakan ekonomi yang melahirkan ketimpangan sesungguhnya kebijakan itu sedang mwnyulut sumbu kresahan sosial.

Sumbu yang tersulut itu ditandai dengan hukum yang itransaksikan karena politik uang dan akhirnya memberi muatan makin mnurunnya kewibawaan.

Dalam sudut pandang inilah kita menyaksikan jabatan-jabatan negara, termasuk para menteri sekarang ini telah kehilangan martabatnya. Mudah-mudahan kesudahan jabatan itu memberi kedamaian, bukan cercaan apalagi penyesalan. Selamat bertugas. (Ichsanuddin Noorsy)

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved