Minggu, 5 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Rencana Kenaikan Harga BBM

Kepada Presiden Republik Indonesia: Soal BBM adalah Soal Bernegara

para pendiri republik telah mengambil kesimpulan bahwa kinerja pasar bebas (VOC) dan neoliberalisme (penjajah) gagal menyejahterakan warga nusantara.

Editor: Rachmat Hidayat
zoom-inlihat foto Kepada Presiden Republik Indonesia: Soal BBM adalah Soal Bernegara
WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Foto Petugas SPBU tengah mengisikan BBM jenis premium beberapa waktu lalu.

Oleh Yudhie Haryono,ahli ekonomi-politik Pancasila Universitas Muhammed Purwokerto.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejak awal, para pendiri republik telah mengambil kesimpulan bahwa kinerja pasar bebas (VOC) dan neoliberalisme (penjajah) gagal menyejahterakan warga nusantara.

Maka, dengan sengaja mereka melahirkan negara untuk mengoreksi kinerja pasar dan logika penjajah. Negara menjadi aktor utama penyejahteraan rakyat (kepemilikan dan pengelolaan). Karena itu negara tidak boleh tunduk pada pasar.

Dengan itu maka internasionalisasi harga BBM jelas sesat dan menyesatkan sebelum negara melakukan audit terhadap:
1)Kepemilikan sumur minyak
2)Tata niaga minyak
3)Pembunuhan mafia minyak
4)Audit kinierja BUMN perminyakan
5)Re-alokasi keuntungan minyak

Jika lima langkah sudah beres, kita baru bicara harga BBM yg tujuan utamanya menyejahterakan seluruh warga negara (sesuai konstitusi). Ingatlah bahwa kita bernegara, bukan berpasar. Dalam kaidah ini, pasar harus terkelola demi kesejahteraan warga negara (bukan sebaliknya).

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved