Tribunners / Citizen Journalism
Terimakasih Prabowo, Saya Tidak Golput!
Tidak memilih itu juga sebuah pilihan
Editor:
Toni Bramantoro
Oleh: Alex Palit
Tidak memilih itu juga sebuah pilihan. Begitu pula ketika seseorang tidak menggunakan hak politik dalam memberikan hak suaranya alias golput di Pemilu adalah sebuah pilihan pula. Karena memilih atau tidak memilih juga sebuah pilihan hak politik dalam kehidupan berdemokrasi.
Pilihan menjadi golput ini bisa dimungkinkan karena representasi caleg atau capres tidak sesuai hati nurani. Karena dengan cara golput ada yang berpandangan tidak ingin menanggung dosa politik lima tahunan, karena takut lantaran salah pilih wakil rakyat atau pemimpin yang tidak amanah.
Saya bukan golput, meski pernah jadi golput. Sejujurnya saya katakan, di Pilgub DKI 2012 Jakarta kenapa saya nyoblos tanda gambar no. 3, Jokowi-Ahok. Terus terang saya katakan alasan utama saya memilih Jokowi-Ahok ini lebih pada pertimbangan spirit multikuluralisme. Di sini saya kagum dan memberi acungan jempol kepada Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra – Prabowo Subianto yang dengan segala ketajaman intuisi dan visi politiknya berani memasangkan pasangan ganda campuran Jokowi-Ahok sebagai simbolisasi multikulturalisme.
Di Pilgub DKI Jakarta 2012, pasangan ganda campuran Jokowi-Ahok yang diarsiteki Prabowo bukan saja berhadapan dengan kekuasaan status quo, tapi juga menghadapi perlawanan terhadap hegemonis berbasis sentimen primodialisme. Kemenangan Jokowi-Ahok di Pilgub DKI Jakarta 2012 bukan hanya memenangi melawan kekuasaan status quo, juga kemenangan atas spirit multikulturalisme – Bhinneka Tunggal Ika. Dan itu saya ungkapkan di tulisan saya di Tribunnews, saat jelang Pilgub DKI Jakarta 2012.
Sejak itu saya secara intens mengikuti sepak terjang politik termasuk gagasan-gagasan visioner tentang Indonesia, tentang spirit multikulturalisme Bhinneka Tunggal Ika, tentang NKRI, tentang Indonesia Raya, dan tentang arti kedaulatan dan martabat sebuah bangsa yang dikobarkan mantan Danjen Kopassus dan Pangkostrad yang kini dicalonkan sebagai Presiden Indonesia 2014 oleh Partai Gerindra. Dari spirit ini yang kemudian mendasari saya menuliskannya; kenapa harus Prabowo.
Bukannya saya a priori dengan capres yang lain, tapi setidaknya dari gagasan-gagasan visioner tentang Indonesia yang dikobarkan capres dari Partai Gerindra ini pula yang kemudian mendasari saya berpikir ulang kenapa harus golput. Insyah Allah, saya tidak akan golput di Pemilu 2014 baik pemilihan legislatif 9 April 2014 maupun pemilihan presiden di Pilpres 2014 nanti.
Terimakasih Prabowo, saya tidak akan golput. Semoga pula siapapun yang sebelumnya memilih jadi golput, di Pemilu 2014 tidak golput lagi, dan gunakan hak politiknya menurut pilihan hati nurani dengan mencoblos wakil rakyat dan calon presiden terbaik untuk Indonesia, siapapun itu, sekiranya dianggap mampu membawa perubahan menuju Indonesia baru yang lebih baik, pemimpin yang bisa mententeramkan dan mensejahterakan rakyat. Semoga!
* Alex Palit, citizen jurnalis “Jaringan Pewarta Independen”
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.