Sabtu, 4 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Tragedi Asap

Politisasi Asap dan Sikap SBY

Singapura dan Malaysia menuntut Indonesia berupaya lebih untuk menghentikan kabut asap

Tribun Pekanbaru/Melvinas Priananda
Petugas menaikkan bendera merah putih diantara kabut asap tebal menyelimuti kota Pekanbaru, Selasa (25/6/2013). Pemerintah melakukan sejumlah upaya guna mengurangi terjadinya kebakaran hutan dan lahan yang lebih luas dengan melakukan hujan buatan serta penambahan personil pemadaman kebakaran. (Tribun Pekanbaru/Melvinas Priananda) 

Sementara itu, sebuah jajak pendapat menunjukkan walau sangat cemas, mayoritas warga Singapura yakin mereka dapat melewati krisis kabut asap yang sedang mendera saat ini.

Channel News Asia, Kamis (27/6/2013), melaporkan, hasil jajak pendapat menunjukkan delapan  dari 10 warga Singapura menunjukkan keyakinannya.Hampir 80 persen warga negeri kota itu menyatakan cemas menghadapi gangguan kabut asap ini.

Meski demikian, 84 persen responden survei sangat yakin krisis kabut asap ini akan dapat dilewati.Jajak pendapat yang digelar lembaga Reach yang bekerja sama dengan pemerintah Singapura ini juga menunjukkan 97 persen warga Singapura juga mengetahui cara terbaik mencari informasi soal kabut asap ini.

Sebanyak 76 persen mendapatkan informasi dari surat kabar, sedangkan 45 persen kerap memantau situs media online, termasuk situs web Lembaga Lingkungan Nasional (NEA).

Sebagian besar warga Singapura juga memahami langkah-langkah pencegahan dan medis yang harus diambil jika menderita gangguan kesehatan akibat kabut asap.Mereka juga rutin memantau angka indeks polutan yang diperbarui setiap tiga jam sekali.

Artinya, warga Singapura lebih dewasa menyikapi bencana ini dengan tidak mempolitisirnya.

Politisasi dan Kebablasan

Berbeda dengan sikap masyarakat Singapura yang dewasa dalam menanggapi masalah “asap” ini, kondisi berbeda ditunjukkan melalui reaksi yang berlebihan/kebablasan dan politisasi terhadap masalah ini. Politisi dilakukan salah satu parpol yang menilai permintaan maaf SBY melemahkan diplomasi Indonesia, sedangkan tindakan kebablasan dilakukan seorang hacker yang disinyalir berasal dari Indonesia membuat kehebohan, Kamis (27/6/2013), di negeri jiran, Singapura.

Hacker yang menamai dirinya "bambu" ini berhasil menjebol situs Eu Yan Sang, perusahaan obat-obatan yang terkenal di Singapura. Dia mengecam tindak tanduk warga Singapura yang menyalahkan Indonesia sebagai biang kerok dari asap yang menyelimuti negeri mereka.

"Jangan coba-coba menghina negara kami, Indonesia, hanya gara-gara kabut asap di negara kalian!" tulis hacker itu.

Berdasarkan pernyataan yang ditulis, bambu menyatakan dia didukung oleh J.A.M.5 Team, sebuah kelompok yang berasal dari Tanah Air. Selain itu, bambu juga menuliskan bahwa dia telah menjebol situs-situs lain seperti studymusicinlondon.com dan ineltronics.com.

Menutup tulisannya, bambu mengakhiri dengan "dari Indonesia, saya bukan hacker".

Dalam konteks hubungan internasional, permintaan maaf Presiden SBY menurut Prof. Hikmahanto Juwana permintaan maaf dalam hubungan internasional memiliki banyak makna, tergantung pada konteks mengapa "maaf" diminta atau diberikan.Makna maaf bisa berkaitan dengan masalah kedaulatan. Semisal, pasca Perang Dunia II hingga saat ini China menghendaki Jepang agar meminta maaf atas kekejian yang dilakukan tentara Jepang.

Sejumlah tokoh dan masyarakat Indonesia berpikiran demikian ketika mengkritik Presiden SBY atas pernyataan maafnya. Sedangkan, makna maaf Presiden SBY dalam rangka gestur atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan Indonesia ke negara lain. Untuk menjaga hubungan baik maka permintaan maaf disampaikan.

Maaf yang disampaikan Presiden berbeda dengan maaf yg dikehendaki China terhadap Jepang, karena tidak ada tuntutan permintaan maaf tersebut baik dari Singapura dan Malaysia kepada Indonesia.

Halaman
123

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved