Tribunners / Citizen Journalism
Relawan Asal Amerika Baksos di Liponsos Keputih
Mata Sussie terlihat sembab saat berbaur dengan penghuni Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) Keputih, Sabtu (14/7/2012)





TRIBUNNEWS.COM - Mata Sussie terlihat sembab saat berbaur dengan penghuni Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) Keputih, Sabtu (14/7/2012). Relawan dari Operation Care International (OCI) itu tak kuasa menahan air matanya saat melihat realita di hadapannya. Ya, Sussie memang lagi mengemban misi kemanusiaan bersama relawan dari Yayasan Pondok Kasih (YPK).
Dengan membawa 900 roti dan 20 dus air mineral gelas, Sussie membagi-bagikannya tanpa rasa takut. Padahal, bisa saja penghuni Liponsos ngamuk (marah) mendadak. Pasalnya, dari 1018 orang yang ditampung ditempat ini, tak sedikit dari mereka yang mengalami gangguan psikotik (gangguan jiwa).
“God Bless You,” katanya singkat sembari membagikan roti dan segelas air mineral pada masing-masing penghuni. Bahkan, relawan yang berasal dari Amerika Serikat tersebut tak segan menghampiri beberapa penghuni yang kondisinya lagi dirantai. Tanpa takut, roti dan segelas air mineral itu disodorkan pada mereka.
Dengan tersenyum dan pandangan hampa, roti tersebut diterima. Didampingi Sujiati, staf pekerja dari Liponsos, Sussie pun berkeliling menghampiri beberapa penghuni liponsos yang kondisinya memprihatinkan. Ada yang lesehan di tanah, ada juga yang berteduh dibawah pohon rindang.
“Di Amerika, saya belum pernah melihat yang seperti ini,” kata Yuhu, relawan YPK, menerjemahkan pembicaraan Sussie. Ya, Sussie memang relawan Operation Care International (OCI). Dalam lawatannya ke Surabaya sejak 7 Juli lalu, OCI menggandeng Yayasan Pondok Kasih untuk misi kemanusiaannya. Operation Care International sendiri adalah lembaga sosial yang berpusat di Dallas, Texas. Sedangkan Yayasan Pondok Kasih berlokasi di kawasan Kendangsari, Surabaya.
Tak ayal, tidak sampai 2 jam, 900 roti dan 20 dus air mineral gelas ludes dibagikan. Tapi sayangnya, pembagian tersebut tidaklah merata. Karena pada saat itu, kondisi Liponsos sedang overload. Hal ini diakui oleh Sujiati, staf pekerja dari Liponsos.
“Jelang Ramadhan, penghuni Liponsos mengalami peningkatan,” kata Sujiati. Menurut pekerja yang sudah mengabdikan dirinya di Liponsos 15 tahun lamanya ini, berdasarkan data sampai 14 Juli 2012, setidaknya telah tercatat 1018 orang yang berada di Liponsos Keputih, Sukolilo.
Dituturkannya, barak A yang di khususkan untuk menampung psikotik berjenis kelamin laki-laki telah menampung 466 orang. Sedangkan untuk barak B yang di khususkan untuk menampung psikotik berjenis kelamin perempuan mencapai 343 orang. Padahal idealnya 1 barak cukup menampung 150 orang. Belum lagi jumlah gepeng (gelandangan dan pengangguran) laki-laki 113 dan perempuan 80. Juga lansia yang mencapai 16 orang.
“1 barak ada 28 kamar. Dan 1 kamar, idealnya hanya menampung 4 orang. Tapi kenyataannya, penghuni liponsos sudah overload. Tapi, mau bagaimana lagi. Kiriman setiap hari selalu ada saja, baik dari Satpol PP (Satuan Polisi Pamong Praja) Kecamatan atau Kota ataupun Polisi setempat,” ungkap Sujiati, mewakili Sri Supatni, Kepala Unit Pelaksana Tingkat Daerah (UPTD) Liponsos Keputih Surabaya, yang saat itu sedang ada dinas luar.
Melihat kenyataan seperti ini, Dr Hana Amalia Vandayani Ananda, Ketua Yayasan Pondok Kasih (YPK), berjanji akan membantu Liponsos.
“Saya sedang berusaha untuk menggalang bantuan untuk Liponsos. Tapi alangkah baiknya, kalau kita bersama-sama bergandengan tangan untuk menangani permasalahan sosial disini. Karena bagaimanapun juga, mereka saudara-saudara kita,” kata wanita paroh baya yang akrab dipanggil Mama Hana ini.
Dijelaskan Hana, selama kunjungannya di Surabaya, pimpinan dan relawan
Operation Care International sudah berkunjung dan melakukan aksi
sosial di beberapa tempat yang telah ditentukan. Seperti di Panti Asuhan, Panti Wredha, Pondok Pesantren, Gereja dan PAUD yang ada di Surabaya, Sidoarjo dan Madura.
“Mereka (OCI) akan mengakhiri misi kemanusiaan mereka di Surabaya
sampai tanggal 15 Juli mendatang,” jelas Hana yang pernah mendapatkan penghargaan Satya Lancana (2004-2005) dan Dharma Karya Kancana (2006) dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.