Forum Pariwisata 2025 di Jakarta: Industri Hadapi Tantangan dan Bangun Kolaborasi
Forum JITM 2025 di Jakarta mempertemukan pelaku industri pariwisata dari berbagai negara untuk menjajaki kerja sama, membahas tantangan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Forum bisnis pariwisata tahunan bertajuk Jakarta International Travel Mart (JITM) 2025 digelar pada Rabu, 20 Agustus 2025, di Ballroom Grand Mercure Hotel Harmoni, Jakarta. Acara ini mempertemukan pelaku industri pariwisata dari berbagai daerah dan negara dalam format Business to Business (B2B), di tengah upaya membangkitkan kembali sektor pariwisata yang masih menghadapi tantangan struktural dan daya saing regional.
Forum ini diinisiasi oleh Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) DKI Jakarta, dan menghadirkan operator tur, agen perjalanan, hotel, maskapai penerbangan, serta pengelola destinasi wisata. Mereka bertemu langsung untuk menjajaki kerja sama dan memperkuat jaringan bisnis lintas wilayah.
Ketua Panitia JITM 2025, Gordon Leonardo, menyebut forum ini sebagai ruang strategis untuk mempertemukan pelaku industri yang selama beberapa tahun terakhir menghadapi tekanan akibat perubahan pola perjalanan dan persaingan antar destinasi.
“JITM adalah platform penting untuk menciptakan peluang bisnis baru dan memperkuat jaringan. Tema yang diangkat menegaskan peran Jakarta sebagai hub yang menghubungkan wisatawan dengan keindahan alam dan budaya, baik di dalam maupun luar negeri,” ujar Gordon Leonardo dalam keterangannya, Rabu (20/8/2025).
Sementara itu, Ketua ASPPI DKI Jakarta, Neni Kusumawati, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor.
“Acara ini bukan hanya tentang transaksi bisnis, tetapi juga tentang membangun ekosistem pariwisata yang adaptif dan inovatif,” jelasnya.
Baca juga: 5 Destinasi Wisata Alam Indonesia yang Jadi Langganan Selebriti Dunia
Namun, di tengah semangat optimisme, sejumlah pelaku industri menyoroti tantangan yang masih dihadapi Jakarta sebagai simpul perjalanan wisata. Di antaranya adalah kualitas layanan yang belum merata, minimnya integrasi informasi wisata, serta perlunya strategi promosi yang lebih terarah dan berkelanjutan.
JITM 2025 juga menjadi momentum reflektif untuk menilai kesiapan Jakarta sebagai titik awal perjalanan wisata internasional, sekaligus mengukur daya saingnya di kawasan Asia Tenggara yang semakin kompetitif. Beberapa peserta menyebut perlunya dukungan kebijakan yang lebih konkret, termasuk insentif bagi pelaku usaha kecil dan peningkatan konektivitas antar destinasi.
Forum ini berlangsung padat dalam satu hari penuh, menghadirkan sesi pertemuan intensif yang dirancang untuk memaksimalkan peluang kerja sama. Penyelenggara berharap JITM 2025 dapat menghasilkan kemitraan konkret yang berdampak pada peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke Indonesia, meski tantangan jangka panjang tetap menjadi pekerjaan rumah bersama.
Selain JITM 2025, Indonesia juga memiliki sejumlah forum pariwisata serupa yang mengusung format Business to Business (B2B) dan bertujuan memperkuat jaringan industri. Di antaranya adalah ASITA Jakarta Travel Mart (AJTM) yang digelar oleh Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia, Indonesia Travel Expo (ITE) yang menghadirkan pelaku wisata global, serta TTC Travel Mart yang rutin diselenggarakan di berbagai kota besar. Ketiga event ini menjadi wadah strategis bagi pelaku usaha seperti agen perjalanan, hotel, maskapai, dan pengelola destinasi untuk menjajaki kerja sama bisnis, mempromosikan potensi wisata, dan merespons tantangan daya saing di tingkat regional maupun internasional.
Tarif Rp1 Transjakarta, MRT, dan LRT Berlaku Mulai Hari Ini, Cek Syarat dan Cara Dapatkannya |
![]() |
---|
Polisi Sebut Pembunuhan Mahasiswi di Jakarta Timur Dilakukan Spontan, Dipicu Cemburu |
![]() |
---|
Cemburu Lihat Foto dengan Pria Lain, Remaja 16 Tahun di Jakarta Timur Tega Bunuh Kekasih |
![]() |
---|
Mendagri Harap di Usia 15 Tahun BNPP Bisa Jadi Wajah Kedaulatan dan Kesejahteraan WIlayah Terluar RI |
![]() |
---|
AI Jadi Katalis Baru Ekonomi Kreatif, Pemerintah Siapkan Strategi Inklusif dan Berkelanjutan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.