Minggu, 5 Oktober 2025

Tantang Gen Z Masak Pakai Rempah Indonesia, Chef Ron: Eksplorasi dan Keberanian Adalah Kunci

Selaku chef, Ronald Tekilov bangga dengan kekayaan rempah Indonesia yang menghasilkan citarasa unik dan beragam

|
Penulis: Willem Jonata
Editor: Eko Sutriyanto
ISTIMEWA
LOMBA KOKI - Chef Rafael Triloko, Wakil Menteri Ekonomi Kreatif RI Irene Umar, CEO PT Anggana Catur Prima Harry Widjaja, dan Chef Ronald Tekilov, dalam jumpa pers ajang pencarian bakat Koki Muda 2025, di Jakarta Barat, Rabu (6/8/2025). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Chef Ronald Tokilov atau akrab disapa Chef Ron bukan nama asing di dunia kuliner Tanah Air.

Selaku chef, ia bangga dengan kekayaan rempah Indonesia yang menghasilkan citarasa unik dan beragam.

Biasanya, ia mencontohkan, turis mancanegara makan telur direbus, didadar, atau dibikin mata sapi. Bumbunya hanya garam dan merica.

Padahal, lanjutnya, telur dengan serutan kunyit dan kencur tak kalah menggoyang lidah. Inspirasinya dari jamu tradisional Indonesia.

Makanya, sebagai juri ajang pencarian bakat Koki Muda 2025, Chef Ron tertarik menantang  para peserta Gen Z berkreasi menggunakan rempah sebagai bumbunya.

"Eksplorasi dan keberanian adalah kunci. Saya berekspektasi lebih kepada peserta untuk berekspresi lebih. Mereka bisa mengekspresikan satu rasa yang pernah dirasakan di awal mengenal makanan rumah," ucap Chef Ron, saat jumpa pers di kawasan Jakarta Utara, Rabu (6/8/2025).

Baca juga: Nasi Pecel Tumpang Sor Asem, Kuliner Legendaris di Belakang Pasar Triwindu Solo Sejak 1945

Memasak, kata dia, butuh kebebasan berekspresi, lebih dari sekadar mengikuti tutorial dari konten media sosial.

“Ekspektasi saya banyak koki muda yang memasak masakan rumah dielaborasi atau dibuat gaya kekinian untuk dijual,” lanjut Chef Ron.

Ajang Koki Muda 2025 yang digagas Koepoe Koepoe, melibatkan 45 sekolah dan 675 tim dari tiga kota: Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta. 

Ajang tersebut diawali roadshow ke masing-masing kota. Para pemenang di tahap ini akan mewakili sekolah untuk melaju ke babak Bigbang di tiap kota.

Pemenang pada fase Bigbang dipastikan melenggang ke babak grand final. Di situ, para peserta dituntut menciptakan masakan khas Indonesia yang kreatif, inovatif, dan penuh cita rasa.

Wakil Menteri Ekonomi Kreatif RI, Irene Umar, menyatakan dukungan karena ajang ini bukan hanya mendidik. Tapi juga mengangkat budaya bangsa.

“Karena (kuliner) memiliki potensi besar membentuk identitas dan daya saing Indonesia di kancah global. Kolaborasi dunia usaha, pendidikan, serta pelaku kreatif dibutuhkan untuk memperkuat ekosistem pariwisata dan ekonomi kreatif,” terang Irene.

Sementara itu, CEO PT Anggana Catur Prima, Harry Widjaja, menegaskan ajang ini bukti komitmen dalam menjaga cita rasa warisan bangsa.

Para peserta yang berstatus pelajar diharapkan mengenal lebih dekat ragam rempah Indonesia dan belajar mengolahnya secara kreatif.

"Melalui kompetisi ini, kami ingin menjadi jembatan edukatif antara sekolah dan dunia kuliner Tanah Air,” ucap Harry Widjaja.

Presiden Asosiasi Profesional Kuliner Indonesia, Chef Rafael Triloko, juga mendukung ajang tersebut. 

Menurutnya, ajang ini bisa memperkuat hubungan antara tradisi dan inovasi, sekaligus memperkuat hubungan pendidikan dan industri.

Bagi Chef Rafael, ini investasi nyata untuk mencetak generasi chef Indonesia yang siap bersiang secara global, dengan tetap mengangkat kearifan lokal.

 


 
 
 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved