Senin, 29 September 2025

Tokoroten, Mi Jeli Tradisional Jepang yang Dimakan dengan Satu Batang Sumpit

Kuliner tokoroten tercatat sejak zaman Heian (794–1185), menjadikannya salah satu kuliner tradisional Jepang yang bertahan melewati zaman.

|
Editor: Choirul Arifin
Nazar Akagi for Tribunnews
KULINER TRADISIONAL JEPANG - Menikmati tokoroten, mie jeli kuliner tradisional Jepang di sebuah rumah makan kuno, tersembunyi di antara pegunungan Haruna, Prefektur Gunma di Jepang. 

Aku menikmati semangkuk tokoroten yang segar di sebuah rumah makan tua bernama Kabiya (かびや). Tempat ini bukan sekadar restoran biasa—melainkan sebuah ruang waktu yang mengajak pengunjung kembali menelusuri lorong-lorong era Edo.

Setelah mendengar kisah tentang kedai teh kuno ini, aku pun memutuskan untuk mengunjunginya bersama sahabat Jepangkku, Hoshino-san.

Begitu melangkah masuk, kesan nostalgia langsung menyelimuti. Bangunannya begitu sederhana namun penuh karakter, dengan desain kayu tradisional yang mengingatkanku pada rumah nenek di desa di Jepang.

Di sudut ruangan, perapian irori menghangatkan suasana, sementara aroma asap yang lembut menyusup ke dalam udara, memberi ketenangan yang tak bisa dijelaskan dengan kata.

Baca juga: Ini Alasan Tokyo Disney Resort Layak Masuk Itinerary Liburan Anda ke Jepang

Rumah makan Kabiya ini terletak di Distrik Kitagunma, tepatnya di Yoshioka, Kaminoda, Prefektur Gunma.

Letaknya tak jauh dari Ikaho Toys, Dolls and Automobile Museum—sebuah destinasi menarik yang menyimpan memorabilia masa lalu Jepang dan menjadi surga kecil bagi para pecinta nostalgia.

Selain tokoroten, aku juga memesan kuzumochi dan secangkir kopi. Sembari menanti pesanan tiba, mataku menangkap pemandangan yang menghangatkan hati: di sudut meja tersedia ketel tua, daun teh kering, teko, dan cangkir—semuanya disiapkan agar para tamu bisa menyeduh teh sendiri dengan tenang.

Ketika saya mulai menikmati kopi dan teh yang hangat itu, sesuatu yang tidak kuduga terjadi.

Seorang pelayan membawakan tusuk sate kentang—menu yang rupanya dipesan oleh Hoshino san, tapi tanpa kusadari dia juga memesannya untukku. 

Dikira Kentang, Ternyata Talas: Rasanya Nikmat Luar Biasa

Awalnya, saya mengira itu benar-benar kentang, namun dari bentuk dan teksturnya, sepertinya itu bukan kentang biasa.

Saya sempat menanyakan hal ini dan ternyata itu adalah talas! Seketika, aku langsung memesan satu untuk diri sendiri.

Menu tersebut sebenarnya adalah oden—sejenis makanan rebusan khas Jepang. Dalam versi ini, talas yang sudah direbus ditusuk seperti sate, kemudian dipanggang perlahan dan disajikan bersama saus miso manis buatan sendiri.

Oden OK
RASA YANG UNIK - Oden, sejenis makanan rebusan khas Jepang. Dalam versi ini, talas yang sudah direbus ditusuk seperti sate, kemudian dipanggang perlahan dan disajikan bersama saus miso manis buatan sendiri. Talasnya kenyal seperti jeli padat, misonya gurih dan manis.

Bagaimana rasanya? Tidak ada kata lain selain: luar biasa! Talasnya kenyal seperti jeli padat, misonya gurih dan manis, berpadu menciptakan harmoni rasa yang menggoyang lidah.

Meski nama menunya adalah oden, sajian ini hanya menggunakan konnyaku dan talas, sehingga beberapa orang Jepang lebih senang menyebutnya sebagai miso dengaku.

Ini mirip dengan taranomiso—talas dengan saus miso. Dan sungguh, tak berlebihan jika kukatakan bahwa rasa yang kuicipi ini benar-benar membekas, seolah menyatu dengan suasana dan kenangan dari masa lalu yang kembali dihidupkan.

*) Nazar Akagi, mantan jurnalis senior yang bekerja kontrak paruh waktu di Maebashi, Prefektur Gunma

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan