Sabtu, 4 Oktober 2025

Matcha Langka di Jepang, Mengapa Konsumsi Berlebihan Bisa Jadi Masalah?

Merek teh Jepang yang menjual bubuk matcha kini kesulitan memenuhi permintaan yang sangat tinggi baik di toko fisik maupun online mereka. 

|
Pexels/NipananLifestyle.com
Ilustrasi minuman matcha khas Jepang. 

Cha Cha adalah satu contoh dari banyak bisnis Barat yang terus memanfaatkan matcha hingga saat ini.

Tren TikTok

Tren membuat matcha latte di rumah juga relatif baru. 

Dengan meningkatnya popularitas TikTok selama lockdown pandemi 2020, membuat minuman menarik seperti kopi dalgona Korea menjadi cara untuk mengatasi stres dan kebosanan. 

Di antara banyak resep viral seperti banana bread dan pasta feta panggang, matcha terus berkembang pesat, terutama di dunia digital. 

Hal ini sebagian besar disebabkan oleh asosiasi minuman ini dengan berbagai "estetika" TikTok yang mengemas tren mikro dan produk ke dalam konten aspiratif.

Konsumsi yang Sadar dan Sumber Alternatif 

Sangat mudah untuk terjebak dalam peluang belanja yang tak ada habisnya di Jepang, baik itu membeli boneka Hello Kitty langka atau sepatu Onitsuka Tiger edisi terbatas. 

Namun, penting untuk diingat bahwa membeli terlalu banyak kaleng matcha dan menimbunnya bisa merampas kesempatan orang lain untuk menikmati minuman favorit mereka. 

Ini juga menjadi hambatan bagi para praktisi upacara teh.

Sebagai fenomena global, matcha kini tersedia di luar toko Jepang dan toko online.

Merek yang berbasis di AS, seperti Rocky’s Matcha, Chamberlain Coffee, Blue Bottle, dan Nami Matcha, semakin populer sebagai alternatif yang solid untuk pilihan dari Jepang.

Alih-alih membeli sebanyak mungkin kaleng matcha selama kunjungan singkat ke Jepang, wisatawan mungkin lebih baik membeli matcha di negara asal mereka dengan harga sedikit lebih tinggi. 

Lagipula, minuman upacara ini sebaiknya dinikmati dalam jumlah kecil, dan memiliki masa simpan yang singkat — membekukannya bisa merusak rasa dan teksturnya.

Apakah permintaan matcha akan tetap tinggi setelah panen tahun depan masih harus dilihat, tetapi kelangkaan tahun ini seharusnya mendorong para penggemar untuk lebih bijak dan berkelanjutan dalam menikmati matcha.

Ambar/TribunTravel

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved