Sabtu, 4 Oktober 2025

Bangun Desa Digital

Desa Kembang Arum, Desa Wisata dengan Keindahan Alam, Edukasi, Seni dan Budaya

Selain keindahan alam, desa wisata dengan ciri khas bangunan kampung Jawa ini juga dikenal luas sebagai desa wisata edukasi, seni dan budaya.

Editor: Content Writer
Istimewa
Desa Wisata Kembang Arum 

Wahana yang ditawarkan adalah belajar melukis hingga outbound.

Kemudian, ada juga suguhan makanan tradisional desa. 

Namun, seiring geliat pariwisata, gempa tektonik dahsyat tiba-tiba mengguncang Yogyakarta pada tahun 2006.

Kontan saja, destinasi wisata langsung redup.

Hery, yang biasa mengajari anak-anak melukis, turun ke lapangan menjadi relawan. 

Kondisi ini berlangsung satu tahun, hingga tahun 2007. Setelah lama vakum, atas dorongan sejumlah pihak, desa wisata akhirnya mulai dibangkitkan kembali.

Hiburan dirancang, agar orang-orang tidak berpikiran terus-menerus tentang gempa. 

"Tahun 2007, disini diadakan lomba melukis keluarga. Pesertanya bukan hanya anak-anak saja. Tapi, Bapak dan ibunya sekalian boleh ikutan melukis. Saat itu, pesertanya sampai 3.000 orang. Ini menjadi lomba melukis terbesar," kata seniman lukis yang belajar secara autodidak itu. 

Saat ini, desa wisata Kembang Arum dikenal sebagai desa wisata edukasi.

Tempat bagi anak-anak belajar melukis, teater, musik, olah vocal hingga pencak silat.

Menurut Hery, desa wisata yang menempati lahan seluas 22 hektar itu menawarkan proses (edukasi) dan outbound.

Ada juga seni dan budaya. 

Kesenian ini meliputi wayang gaul, wayang kulit, kethoprak hingga musik keroncong.

Dilengkapi juga dengan edukasi kuliner  yang bisa dimasak dengan cara tradisional, seperti membuat sayur lodeh, peyek teri, nasi goreng, bakwan hingga nasi goreng. 

Pengunjung diajari mulai dari bagaimana menyalakan api dengan kayu bakar, memadamkan api, hingga selesai makan dan mencuci piring di dapur tradisional.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved