Sabtu, 4 Oktober 2025

Pesona Kuliner Wallacea Tiada Duanya, dari Pallu Kaloa Sampai Sup Hitam dan Tabu Moitomo

Pallu kaloa dari Makassar menggunakan 16 jenis bahan, termasuk ikan, kelapa sangrai dan kluwak.

Editor: Choirul Arifin
Istimewa via TribunTimur
Kuliner pallu kaloa dari Makassar menggunakan 16 jenis bahan, termasuk ikan, kelapa sangrai dan kluwak. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anda para traveler, pernah mendengar Wallacea? Bagi sebagian orang nama ini belum begitu familiar, padahal lokasinya ada di Indonesia.

Tidak hanya destinasi wisatanya yang keren, Wallacea juga keren di urusan wisata kuliner.

Wallacea merupakan nama untu merujuk sebuah kawasan yang mencakup Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku, Nusa Tenggara dan pulau-pulau kecil sekitarnya.

Selain kaya akan ekosistem biologis juga punya daya tarik dari sisi kuliner.

Amanda Katili Niode dalam acara Webinar bertajuk Jelajah Alam dan Kuliner Wallacea, yang diadakan Minggu (18/4/2021) mencontohkan, beberapa daerah di Sulawesi mempunyai menu kuliner bernama sup hitam sebagai makanan tradisional dengan kluwak sebagai salah satu bahannya, ditambah berbagai jenis bumbu dan rempah.

Baca juga: Menjajal Seblak Citarasa Kuliner Internasional

Begitu juga, pantollo pamarasan yang merupakan menu kuliner khas dari Toraja dengan 13 jenis bahan, daging pilihan, bumbu rempah dan kluwak.

Ada juga pallu kaloa dari Makassar menggunakan 16 jenis bahan, termasuk ikan, kelapa sangrai dan kluwak. Serta, sop konro juga dari Makassar yang terdiri dari 23 jenis bahan, termasuk bumbu rempah dan kluwak.

Baca juga: Rambah Bisnis Kuliner, Komedian Jenda Munthe Buka Bakmie Tiga Varian Rasa

Kuliner ini masih punya kemiripan dengan Tabu Moitomo dari Gorontalo yang menggunakan 30 jenis bahan termasuk bumbu dan rempah.

Bedanya dengan sup hitam daerah lain, warna hitam Tabu Moitomo diperoleh dari kelapa sangrai.

Baca juga: 6 Kuliner Malang Dekat Kampung Warna-warni Jodipan, Ada Rawon Tessy dan Mie Gadjah Mada

Ragam kuliner Wallacea lainnya juga dipaparkan oleh Meillati Batubara dari Nusa Indonesia Gastronomy.

"Hal itu membuat Omar Niode Foundation bersama The Climate Reality Project Indonesia tertarik untuk mengekspose kembali kawasan ini bertepatan dengan World Food Travel Day,” ujar Amanda.

Baca juga: Kumpulan Resep Soto Enak dan Mudah Dibuat, Cocok untuk Santap Sahur

World Food Travel Day sendiri dirayakan setiap tanggal 18 April setiap tanunnya.

Lewat upaya ini, keunikan ekosistem alam, budaya dan potensi wisata kuliner dari kawasan Wallacea diharapkan kembali terangkat.

Amanda menuturkan, meskipun raga kuliner di Kawasan Wallacea beraneka macam, tetap ada persamaan karena kuliner di kawasan Wallacea merupakan hasil akulturasi penduduk dan pendatang.

Selain tentang ragam kuliner, webinar juga membahas tentang pengalaman ekspedisi Wallacea oleh jurnalis Kompas, Aris Prasetyo, serta tips bepergian hemat ke Wallacea yang disampaikan Fitria Chaerani dari Campa Tour.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved