Sabtu, 4 Oktober 2025

Indonesia Culinaride, Menyusuri Jejak Kuliner Peranakan di Pantai Utara Jawa dengan Naik Motor

Mereka mencoba membuat sebuah kisah perjalanan dari Jakarta menuju Malang menyusuri jejak kuliner peranakan di sepanjang pantai utara Jawa.

Penulis: Choirul Arifin
Indonesia Culinaride
Tim penjelajah kuliner peranakan Indonesia Culinaride 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Touring Tiga jauh naik motor lalu menyambangi destinasi wisata kuliner yang enak-enak sepertinya asyik ya?

Inilah yang dilakukan 3 penunggang motor: Andra, Harry dan Arya.

Ketiganya akan mencari pengusaha kecil dan menengah yang bergerak di bidang kuliner khususnya kuliner peranakan di kota-kota di pesisir utara Jawa

Ketiganya menggunakan tiga sepeda motor; satu unit Suzuki V-Storm 650, satu unit Suzuki Inazuma 250 dan satu unit motor pendukung.

Dengan mengusung bendera Indonesia Culinaride, mereka mencoba membuat sebuah kisah perjalanan dari Jakarta menuju Kota Malang di Jawa Timur, menyusuri jejak kuliner peranakan di sepanjang pantai utara Pulau Jawa.

Kegiatan ini berusaha menggabungkan sebuah hobi berkendara sepeda motor yang juga memberitakan tempat tujuan wisata kuliner yang merepresentasikan budaya lokal yang diharapkan bisa membawa manfaat positif bagi pelaku UKM kuliner lokal.

Mengapa kuliner peranakan dipilih?

“Kuliner peranakan mempunyai sejarah dan perjalanan yang cukup unik sejak jaman pemerintahan Majapahit hingga sekarang," kata Andra.

"Proses asimilasi dan percampuran budaya antara perantaun dari daratan Tiongkok dan penduduk pribumi di pulau Jawa menghasilkan sebuah budaya peranakan yang menambah ragam kekayaan budaya Republik Indonesia,” imbuh Andra, yang menjadi leader di ajang ini.

Es Yung Han

Beberapa masakan peranakan di Indonesia mempunyai ciri khas yang unik dan berbeda dari asalnya di daratan Cina.

Wedang ronde

Misalnya, wedang ronde. Wedang ronde yang dibuat untuk sembahyang untuk leluhur pada bulan ke 6, tanggal 15 tahun Imlek, mempunyai perbedaan dengan wedang ronde di China.

Wedang ronde di China tidak menggunakan isi kacang tanah yang digiling di dalam butiran ronde, di sana hanya merupakan butiran tepung ketan tanpa isi.

Sementara di Jawa, wedang ronde telah mengalami modifikasi dengan menggunakan isi dari kacang tanah yang digiling.

Roti peranakan di toko kue Sinar Lima Tiga, Kudus

Hal seperti itulah yang akan dirangkum tim Indonesia Culinaride. Sebuah keunikan yang dihasilkan oleh proses asimilasi dan adaptasi oleh para perantauan dari Negeri Tirai Bambu di pulau Jawa sejak jaman Majapahit hingga sekarang.

Kota-kota yang disusuri adalah Tegal, Pekalongan, Semarang, Kudus, Juwana, Lamongan, Surabaya, Mojokerto dan berakhir di Malang.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved