Sabtu, 4 Oktober 2025

Kuliner

Mampir ke Kampung Pathuk, Melihat Sentra Produksi Bakpia Legendaris dari Yogyakarta

Di daerah ini berderet toko atau gerai yang menjual bakpia sebagai oleh-oleh bagi wisatawan.

KOMPAS/KHAERUL ANWAR
Kampung Pathuk di Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, dikenal sebagai sentra industri penganan bakpia. Di kampung yang terletak di Jalan KS Tubun itu berderet toko penjual bakpia, akhir Maret 2016. 

Ada yang mengatakan, bakpia berasal dari Tiongkok dialek Hokkian: bak berarti daging dan pia sinonim kata kue, atau kue berisi daging.

Versi lain menyebutkan, bakpia berasal kata Tou Luk Pia berarti kacang hijau.

Resepnya dibawa Kwik Sun Kok tahun 1940, yang kemudian menyewa tanah milik Niti Gurnito di Kampung Suryowijayan, Mantrijeron, DIY.

Resep aslinya lalu dimodifikasi dengan bahan halal mengingat konsumennya umumnya warga Muslim.

Kwik meninggal tahun 1960, produksi bakpia dilanjutkan anak-menantunya dan berkembang saat ini (Marchaela, 15/4 2014).

Terus berubah

Zaman berkembang, selera konsumen pun beragam, sehingga perajin terpacu untuk memproduksi bakpia dengan varian rasa.

Ini sekaligus membenarkan komentar rekan tadi.

Salah satu kuliner khas Yogya itu jauh berkembang dibandingkan tiga dekade silam.

Saat itu bakpia umumnya berisi kacang hijau, kini diperkaya beragam rasa: cokelat, keju, nanas, durian, ketela ungu, dan green tea.

Harganya Rp 30.000-Rp 45.000 per kotak berisi 15 biji-20 biji.

Harga itu berlaku apabila memakai jasa pengantar: tukang ojek dan tukang becak.

Namun, bisa lebih murah Rp 3.000 per kotak, jika Anda datang dengan kendaraan sendiri.

Mungkin potongan harga itu—apabila tidak dikembalikan ke pembeli—jadi jatah bagi pengantar yang membawa konsumen berbelanja ke produsen.

Penganan ini masa expired-nya rata-rata empat hari, sedangkan produk yang premium bertahan 10 hari.

Halaman
123
Sumber: KOMPAS
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved