Sabtu, 4 Oktober 2025

Wisata Kalsel

Orang Banjar Obati Gatal-gatal Kulit Bayi Dengan Mengalungkan Liontin Uang China Ini

Orang Banjar mengobati gatal-gatal pada kulit bayi dengan mengenakan kalung liontin China ini ke lehernya. Unik kan?

BANJARMASIN POST/ YAYU FATHILAL
Kalung Picis dengan liontin uang koin China ini biasa dipakai orang Banjar untuk media menyembuhkan gatal-gatal pada kulit bayi. (BANJARMASIN POST/ YAYU FATHILAL) 

"Itu mungkin semacam doa-doa. Masih banyak orang Banjar sekarang yang memercayainya," katanya.

Penggunanya, haruslah orang yang memiliki keturunan penyakit baliuran atau balancat dari keluarganya.

"Kalau yang tidak ada keturunan penyakit itu, tidak akan berfungsi apa-apa," ujarnya.

Kalung ini bisa juga dipakai oleh mereka yang tak memiliki keturunan penyakit tersebut.

"Biasanya mereka beli buat aksesori saja, buat menunjang penampilan atau mungkin suka dengan tampilannya yang etnik. Turis-turis biasanya yang sering membelinya untuk oleh-oleh," sambungnya.

Dia mengatakan liontinnya tersebut uang koin asli.

Perajinnya biasanya banyak ditemui di Desa Dalam Pagar, Martapura, Kabupaten Banjar.

Koinnya itu ternyata ada juga yang palsu dan harganya lebih murah, yakni Rp 15 ribu.

"Kalau yang kalung picis asli koinnya lebih tebal, warnanya hitam agak kuning dan bahannya itu kemungkinan semacam kuningan atau tembaga. Kalau yang palsu, biasanya tipis dan hitam semuanya," jelasnya.

Seorang penggunanya adalah Rahimah yang memiliki anak bayi.

Anaknya itu pernah mengalami penyakit baliuran.

Setelah dipakaikan kalung ini, percaya atau tidak, penyakitnya itu sembuh.

"Waktu hendak memakaikannya, saya basyariat atau meyakinkan diri bahwa anak saya pasti sembuh dengan kekuasaan Allah SWT sambil berdoa memohon kesembuhannya. Lalu dibacakan Surah Alfatihah dan dua kalimat syahadat, kemudian dipakaikan ke leher anak saya. Alhamdulillah, tak lama kemudian penyakitnya sembuh," akunya.


Kalung Picis dengan liontin uang koin China ini biasa dipakai orang Banjar untuk media menyembuhkan gatal-gatal pada kulit bayi. (BANJARMASIN POST/ YAYU FATHILAL)

Secara keturunan, ternyata di keluarganya memang ada keturunan penderita penyakit tersebut.

"Kalau yang tidak ada keturunan penderita penyakit ini, kalungnya tidak ada berfungsi apa-apa. Percaya atau tidak, memang seperti itulah kenyataannya," beber warga Desa Kelampayan Tengah, Martapura ini.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved