Wisata Kalsel
Hebatnya Orang Banjar Mengolah Kulit Cempedak Jadi Kuliner Lezat
Siapa sangka, kulit cempedak yang biasanya dianggap sampah terbuang, bisa diolah jadi kuliner sedap khas Banjar seperti ini.
TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Anda tahu buah cempedak?
Buah yang berbentuk panjang dan kulitnya berwarna kuning jika sudah matang itu biasanya isi buahnya kerap dimakan atau bahkan diolah menjadi gorengan.
Bijinya juga bisa dimakan dengan cara direbus terlebih dahulu.
Itu sudah biasa, apalagi cempedak atau oleh orang Banjar biasa disebut tiwadak mudah ditemui di banyak daerah di Indonesia.
Nah, di Kalimantan Selatan ada satu kuliner orang Banjar berbahan cempedak ini.
Di sini, yang biasa dimakan tak hanya buahnya dan bijinya, namun juga kulitnya.
Mungkin bagi masyarakat di luar Kalimantan Selatan, fakta ini sangat aneh sebab biasanya bagi wisatawan yang tak mengetahuinya atau baru mendengarnya akan terheran-heran dan tercengang karena tak menyangka ternyata kulitnya yang kerap dibuang usai dikupas itu bisa menjadi makanan.
Kok bisa ya kulitnya yang keras itu dijadikan makanan dan banyak digemari orang Banjar?
Tentu saja bisa karena ternyata cita rasanya sedap sekali.
Nama kuliner itu adalah mandai.
Sebelum dimasak, kulitnya harus dikupas dulu.
Bagian yang diolah menjadi mandai adalah kulit dalamnya.
Mandai biasa dimasak dengan cara dibaluri garam dan bubuk penyedap rasa.
Setelah itu diamkan selama beberapa menit untuk meresapkan bumbunya, lantas digoreng kemudian disantap dengan nasi, sambal dan berbagai lauk.
Bisa juga diasinkan dengan cara direndam di air garam selama beberapa hari kemudian dimasak.
Rasanya gurih dan pastinya nikmat.
Kuliner ini hanya ada tiap musim cempedak tiba.
Seperti sekarang ini, di Kalimantan Selatan sedang musim buah seperti durian, rambutan, bundar dan tentunya tiwadak atau cempedak ini.
Di pinggir jalan banyak pedagang cempedak.
Mereka menjualnya per kilogram dibanderol Rp 15.000.
Ada juga yang menjual buahnya sekalian dengan kulitnya yang siap dimasak menjadi mandai.
"Saya jual kulit cempedak ini Rp 25.000 satu kilogram. Masih mentah, tinggal dimasak saja jadi mandai," ujar seorang penjualnya di Jalan Pramuka, Banjarmasin, Ipau.
Cempedak yang dijualnya berasal dari hutan di Kecamatan Basarang, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah dan Pontianak, Kalimantan Barat.
Di pedagang lain, juga ada cempedak hasil hutan Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
Anda bisa membelinya untuk dimasak di rumah.
Namun jika ingin yang sudah matang juga ada.

Sayuran cempedak untuk pendamping menyantap ikan.
Biasanya banyak dijual di rumah-rumah makan khas Banjar.
Sepotong besar berukuran telapak tangan orang dewasa dijual Rp 5.000.
Di antaranya ada di Warung Mama Ihai Masakan Khas Banjar di Jalan Veteran RT 23, Kecamatan Banjarmasin Timur, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Di warung ini hampir tiap hari menyediakan mandai.
Pengunjung bisa membelinya kemudian menyantapnya dengan masakan khas Banjar lainnya yang dijual di sini.
"Mandai digoreng sekitar 30 menit. Biasanya mandai dicocol ke Sambal Acan, dimakan dengan nasi, ikan, dan lauk lainnya," ucap karyawannya, Maimunah.
Mandai ini cukup laris dan hanya ada saat musim cempedak tiba.
Jika musimnya berlalu, maka mandai pun turut menghilang.
Bakal ada lagi tahun depan jika musimnya tiba.
Rumah makan ini mudah dicari karena berada di pusat Kota Banjarmasin.
Becak, ojek dan angkutan umum bisa ditemui di kawasan ini.
Jika ingin menggunakan angkutan kota, Anda bisa memilih jurusan Sungai Tabuk dengan tarif Rp 4.500 per orang.
Turun saja di depan rumah makan ini.
Posisinya bersebelahan dengan Toko Dunia Sepatu dan di seberangnya ada beberapa ruko yang warna catnya bermacam-macam dan mencolok.
Jika masih bingung, ambil saja patokan Jalan Manggis dan Pasar Batuah yang berada di samping ruko-ruko itu.
Jalan dan pasar itu cukup dikenal warga.
Nah, posisi warung ini tak jauh dari Jalan Manggis dan Pasar Batuah tersebut. (Yayu Fathilal)