Kamis, 2 Oktober 2025

Travel Story

Mengintip Wisata Malam di Red Light District, Amsterdam: Resto Kama Sutra hingga Jualan Narkoba

Amsterdam tidak pernah berdusta untuk menghibur Anda! Tempat ini selalu ramai dikunjungi wisatawan.

kompasiana/taufik uieks
Kawasan wisata malam di Amsterdam, Belanda 

TRIBUNNEWS, AMSTERDAM - Kota Amsterdam, kota terbesar di negeri kincir angin yang memiliki nama resmi Niederland atau negeri yang rendah ini tidak pernah berhenti mempesona para wisatawan dari seantero pelosok dunia.

Bahkan di bulan Desember ketika angin dingin dari kutub utara menerpa kulit dan menusuk tulang, dan kalau kita berada di ruang terbuka terlalu lama, kuping atau pun hidung yang tidak terlindungi bisa seakan-akan mati rasa, Amsterdam tidak pernah berdusta untuk menghibur anda!

 amsterdam
Resto Kama Sutra, Amsterdam. (Kompasiana/Taufik Uieks)

Waktu baru saja menunjukan sekitar pukul 6.30 sore ketika saya baru saja selesai menikmati makanan Jawa-Suriname di kawasan sekitar Abert Cuyp Market.

Namun langit kota Amsterdam sudah sejak 2 jam lebih berubah menjadi gelap pekat karena sang mentari lebih suka mundur lebih awal.

Dengan Tram no 16 saya melaju lancar menuju ke Centraal Station. Dan di tengah keramaian malam, saya turun di halte Damrak, yang berjarak hanya beberapa ratus meter dari Stasiun utama di negri Belanda ini.

Walaupun cuaca dingin, namun suasana terasa hangat, maklum saja karena toko-toko, gerai souvenir, restoran, museum, money changer, dan juga kios yang menjajakan paket wisata berderet rapi menanti pelanggan.

Sementara ribuan lampu warna-warni menaungi jalan-jalan di kota yang tidak pernah sepi ini.

Saya belok kanan menyusuri jalan dan gang kecil yang diperuntukkan khusus bagi pejalan kaki.

Keadaan sekitar kian semarak karena jalan makin sempit dan orang yang lalu lalang pun makin ramai.

Setelah beberapa kali lurus, belok kiri dan belok kanan, maka saya pun sampai di kawasan hiburan malam yang kondang dengan sebutan “Red Light District”.

Menurut cerita, daerah lampu merah yang terletak di Zeedijk ini merupakan salah satu zona hiburan malam paling luas dan terkenal di dunia.

Deretan toko-toko kecil menjual benda-benda yang berhubungan dengan seks. Bahkan T Shirt dan souvenirnya pun memiliki gambar dan kata-kata yang seringkali menggelitik rasa kesusilaan kita.

Selain itu, banyak juga terdapat gerai makan dan restoran terasuk sebuah Resotaran India Indonesia yang namanyanya juga cukup menggelitik yaitu Restoran Kama Sutra!

Pengembaraan dilanjutkan menembus jantung kawasan Zeedijk. Di sebuah jembatan yang ada si atas kanal yang membelah daerah panas ini, tertambat beberapa buah sepeda.

Di kiri kanan jalan berderet tempat-tempat hiburan malam yang menggoda iman. Bahkan nama-nama yang menyala dengan warna pink dan merah pun secara gamblang dan tidak malu-malu menawarkan bisnis mereka.

Dari sex shop, live show, sex palace, sampai ke peep show lengkap dengan ongkos masuk yang hanya 2 Euro terus menerus menggoda para pengunjung.

Tidak saja gerai-gerai yang menawarkan tontonan surga dunia namun bergelimang dosa tadi, masih di kawasan ini, juga banyak terdapat jendela-jendela kecil yang diterangi lampu berwarna merah keunguan remang-remang.

Di dalamnya ada ruangan kecil berisi kursi yang sebagian kosong melompong dan sebagian lagi berisi wanita dengan profesi yang konon paling tua di dunia.

Mereka duduk santai sambil melambaikan tangan dengan genit menggoda calon pelanggan.

Kawasan lampu merah ini memang bergelimang dosa, karena selain tempat hiburan, disini juga konon merupakan tempat transaksi narkoba.

Di depan saya ada sepasang turis yang secara gamblang ditawarkan sesuatu oleh seorang pria sambil berbisik-bisik.

Sang pria tadi terus mengikuti sepasang turis tadi. Di sudut lain, sekelompok polisi dengan sigap dan cermat mengamati seluruh kegiatan.

Kehidupan malam, seks, dan narkoba memang hampir selalu berdampingan. Dan di tempat ini, ada juga sebuah museum yang menawarkan sejarah dan pernak-pernik tentang rahasia dunia lampu merah.

Malam kian larut, namun suasana tambah hangat dan penunjung pun semakin menyemut.

Akhirnya tibalah waktunya meninggalkan kawasan lampu merah dimana hanya ada tirai tipis di antara surga dan neraka. (Taufik Uieks)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved