Jumat, 3 Oktober 2025

Wisata Aceh

Syiah Kuala, Ulama Berpengaruh di Nusantara hingga Asia Tenggara

Kitab-kitab karangannya tersebar hingga berbagai negara dan menjadi rujukan bagi orang-orang belajar Islam.

Editor: Mohamad Yoenus
Serambi Indonesia/Nurul Hayati
Nisan Syiah Kuala dan muridnya yang berada dalam satu bangunan (tampak dari dalam). 

Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Nurul Hayati

TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Sebagai gerbang masuknya Islam ke nusantara dan Asia Tenggara, Aceh mempunyai sederetan ulama masyhur.

Salah satunya adalah Syeich Abdurrauf Bin Ali Alfansuri atau yang lebih dikenal dengan nama Syiah Kuala.

Ia adalah ulama besar yang memiliki pengaruh hingga semenanjung Asia Tenggara dalam menyebarkan Islam abad 17 Masehi.

Tak heran kalau kemahsyhuran sang ulama gaungnya tidak hanya terdengar di Bumi Serambi saja.

Riwayat

Syiah Kuala lahir tahun 1001 hijriah atau 1591 masehi.

Keluarganya adalah pengembara Islam dari Persia yang menetap di Singkil, Aceh sejak abad ke-13.

Semasa muda Syiah Kuala mengenyam pendidikan agama hingga ke tanah Arab.

Menurut riwayat, ia kemudian membuka dayah (pesantren) di Meunasah Dayah Kuala (sekarang bernama Desa Deah Raya) Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh.

Ia menurunkan ilmu ke murid-muridnya yang berasal dari berbagai daerah.

Semasa hidupnya, Syiah Kuala juga produktif menulis.

Kitab-kitab karangannya tersebar hingga berbagai negara dan menjadi rujukan bagi orang-orang belajar Islam.

Kompleks Makam Syiah Kuala
Kompleks makam Syiah Kuala. (Serambi Indonesia/Nurul Hayati)

Ulama kharismatik ini lantas dipercaya sebagai Kadhi Malikul Adil Kerajaan Aceh Darussalam selama 59 tahun.

Jabatan setara hakim agung itu diembannya selama masa kepemimpinan empat ratu: Sultanah Safiatuddin Syah (1641-1645 M), Sultanah Naqiatuddin Syah (1675-1678 M), Sultanah Zakiatuddin Syah (1678-1688 M) dan Sultanah Ratu Kamalat Syah (1688-1699 M).

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved