Sabtu, 4 Oktober 2025

Wisata Kaltim

Masjid Agung Bukit Pelangi Termegah di Kutai Timur, Punya Menara 99 Meter Dilengkapi Lift

Kelebihan masjid ini, memiliki empat menara setinggi 66 meter di empat sisi masjid. Ditambah satu menara setinggi 99 meter.

Editor: Mohamad Yoenus
Tribun Kaltim/Angie Erwanto
Masjid Agung Bukit Pelangi, di Kutai Timur (Kutim), Kaltim. 

Gedung utama memiliki dua lantai, yang di lantai atasnya diperuntukkan bagi jemaah wanita dan kantor pengurus masjid.

Dengan daya tampung jemaah hingga 10.000 orang, ditambah area parkir kendaraan yang berkapasitas 50 kendaraan besar, beragam kegiatan besar pun sukses terselenggara di masjid ini.

Nama-nama ustad terkenal pun pernah hadir dan berceramah di masjid yang konon menghabiskan dana pembangunan hingga Rp 300 miliar ini.

Sebut saja Ustad Maulana, Umi Pipit, Ustad Cinta hingga syeikh Ali Jabir.

Masjid dengan warna dominan hijau tua dan hijau muda ini memiliki desain percampuran timur tengah yang unik.

Di dalam ruang utama dekat mimbar khotib, rangkaian kaligrafi tulisan Arab tersusun rapi membentuk lengkungan.

Begitu juga dengan sisi dinding dan plafon masjid.

“Arsitektur masjidnya memang perpaduan gaya timur tengah modern. Designnya juga melalui perundingan dari beberapa ulama. Hingga akhirnya jadi seperti sekarang. Banyak yang mengagumi designnya,” kata Syamsul, imam Masjid Agung Bukit Pelangi.

Kelebihan masjid yang mulai dibangun sejak 2007 ini, menurut Syamsul, memiliki empat menara setinggi 66 meter di empat sisi masjid yang menjadi simbol kemegahan.

Ditambah satu menara yang terletak di sudut halaman masjid setinggi 99 meter.

Menara 99
Dua foto menara 99 Masjid Agung Bukit Pelangi Kutai Timur, Kaltim. (Tribun Kaltim/Angie Erwanto)

Menara yang satu ini dilengkapi lift. Menara tersebut dijuluki menara 99.

Dari puncak menara, warga bisa melihat pemandangan sebagian Kota Sangatta, kawasan pemerintahan Bukit Pelangi, pelabuhan Sangatta di Pantai Kenyamukan hingga pelabuhan terminal batubara milik PT KPC.

Namun, fasilitas ini masih terbatas penggunaannya. Hanya di kegiatan-kegiatan tertentu saja.

“Tidak bisa digunakan kalau tidak ada ijinnya. Biasanya hanya dibuka saat ada kegiatan tertentu saja. Kalau tidak ada kegiatan, gerbangnya
ditutup,” ujar La Wadi, Imam masjid lainnya.

Selain itu, di halaman samping masjid juga berdiri miniatur ka’bah berwarna hitam.

Di tempat inilah, Kementerian Agama Kabupaten Kutim dan beberapa sekolah menggelar kegiatan manasik haji.

Selain rencana pembangunan pusat pendidikan di sebelah area masjid.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved