Wisata Kalsel
Belanja di Pasar Terapung Lokbaintan, Menyusuri Sungai Martapura, Nikmati Eksotisme Alam Kalimantan
Pasar terapung di Desa Lokbaintan Luar ini suasananya lebih ramai dibandingkan dengan yang di Banjarmasin.
Tiba di Pasar Sungai Lulut dekat dermaganya, ada jembatan menuju Desa Sungai Bakung.
Menyeberang saja di jembatan itu menuju desa tersebut dan jalannya lurus saja hingga memasuki perbatasan Desa Gudang Hirang.
Dari sini, ada pertigaan. Di pertigaan ini, di sebelah kiri ada SDN Gudang Hirang 2, ambil saja jalan ke kiri ini.
Tak jauh dari situ, ada perbatasan Desa Lokbaintan Luar.
Untuk kondisi jalannya, dari Desa Sungai Bakung ke Desa Lokbaintan Luar ini rusak parah dan hanya setapak. Panjangnya sekitar empat kilometer.
Jalannya dipenuhi batu besar-besar dan banyak lubangnya yang juga besar-besar. Sesekali Anda akan menemukan jembatan kecil, ada yang masih berupa kayu ada juga yang beton.
Jembatan kayunya juga tampak rusak dan tak dilengkapi pegangan di kedua sisinya. Terkadang ada juga yang opritnya curam.
Sementara jembatan betonnya, opritnya lebih curam lagi sehingga harus menggas kencang kendaraan saat menaikinya.
Melalui jalan ini harus ekstra hati-hati, apalagi jika kondisi jalannya becek. Jika tak berhati-hati, ban kendaraan bisa terpeleset saat melintasi bebatuannya.
Memasuki Desa Lokbaintan Luar, kondisi jalannya lebih baik karena sudah dibeton. Di sini, banyak warga setempat yang bersedia mengantarkan pelancong ke pasar terapungnya menggunakan jukung atau kelotok.
Di sini juga ada dermaga khusus menurunkan dan menaikkan penumpang ke kelotoknya. Tarifnya dari dermaga ini ke pasar terapungnya sekitar Rp 150.000.
Sangat mahal memang. Maklum saja, kelotok ini menggunakan bahan bakar solar yang harganya seliter mencapai Rp 9.000, sementara untuk menuju ke pasar terapung ini diperlukan banyak solar.
Walau bulan puasa, pasar terapung ini tetap buka. Titik lokasinya tak menentu, namun yang jelas masih di aliran Sungai Martapura di sepanjang desa tersebut.
Memasuki perairan pasar terapung ini, para pedagangnya akan menyambut tamu dengan ramah.
Biasanya, jukung (perahu) mereka akan langsung mendekati kelotok pengunjung untuk menawarkan dagangan mereka.