Sabtu, 4 Oktober 2025

Wisata Bangka Belitung

Museum Timah Indonesia, Bangka Belitung, Simpan Linggis Kayu Peninggalan Abad ke-5

Di Pangkalpinang terdapat sebuah Museum Timah Indonesia (MTI), yang menggambarkan dan mencatat sejarah perjalanan pertambangan timah di Indonesia.

KOMPAS/WISNU WIDIANTORO
Pengunjung memperhatikan lukisan tentang tambang timah tradisional di Museum Timah Indonesia di Pangkal Pinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. 

Laporan Wartawan Bangka Pos, Alza Munzi

TRIBUNNEWS.COM, BANGKA - Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sejak lama dikenal sebagai penghasil timah utama di Indonesia dan nomor tiga di dunia.

Tidak heran, dua pulau ini yakni Pulau Bangka dan Pulau Belitung disebut sebagai gugusan timah yang membentuk pulau.

Tidak banyak yang mengetahui sejarah pertambangan timah di Bangka Belitung.

Padahal, sejak abad 18 Bangka dan Belitung menjadi tujuan persinggahan orang asing baik untuk berdagang maupun bekerja menambang timah.

Pada zaman itu, buruh-buruh tambang timah didatangkan dari Tiongkok. Asimilasi penduduk itulah, yang membuat kebudayaan Melayu Bangka dan Tionghoa berjalan beriringan.

Nah, di Kota Pangkalpinang sebagai ibukota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, terdapat sebuah Museum Timah Indonesia (MTI), yang menggambarkan dan mencatat sejarah perjalanan pertambangan timah di Indonesia.

Berlokasi di Jalan Ahmad Yani Pangkalpinang, MTI menjadi satu dari beberapa destinasi wisata di Bangka. Pengunjung dapat merasakan pengalaman era pertambangan timah tahun 1700-an, yang dihadirkan melalui benda-benda peninggalan pertambangan timah.

Pengunjung dapat melihat bentuk asli alat-alat yang digunakan oleh penambang masa itu dan ada pula replika kapal keruk.

Kapal keruk mulai dioperasikan tahun 1910 perairan Laut Bangka.

Sampai sekarang teknologi kapal keruk masih digunakan perusahaan tambang milik negara yakni PT Timah Tbk.

Di dalam museum tergambarkan, penambangan timah awalnya dilakukan secara sangat sederhana, melalui tenaga manusia pada abad ke-5.

Alat yang digunakan masih menggunakan linggis kayu dan sampai sekarang masih tersimpan di MTI.

Zaman bor Bangka mulai digunakan tahun 1885 yang diciptakan J E Akkeringa, seorang ahli geologi Banka Tin Wining. Alat ini mampu menggali sampai kedalaman 40 meter.

Halaman
12
Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved