Wisata Kaltim
Ritual Ndoq Udip, Cara Suku Dayak Mandi Suci Buang Sial
Dia menyembelih ayam, lalu darahnya dicampur dengan air suci.
Laporan Wartawan Tribun Kaltim/Rahmat Taufik
TRIBUNNEWS.COM - Seorang Kepala Adat dari Suku Dayak Kenyah memimpin ritual Ndoq Udip atau mandi air suci.
Dia membaca mantra dan doa-doa kepada dewa.
Dia menyembelih ayam, lalu darahnya dicampur dengan air suci.
Kemudian air itu dipercikkan kepada para perempuan dan laki-laki.
Kepala adat juga menaruh beberapa telur di bilah batang pohon yang terbelah dua di bagian atasnya.
Ritual ini digelar di sekitar arena panggung seni Skate Park untuk meramaikan perhelatan Pesta Adat Kutai Erau, Kamis (11/6) sore.
Kepala adat mengenakan pakaian dari kulit kambing dan penutup kepala dengan beberapa helai bulu burung tebun tegak berdiri.
Ia mengenakan kalung dari tengkorak monyet.
Lelaki itu menyarungkan senjata mandau di pinggang kirinya.
Setelah menjalani prosesi mandi air suci, kepala adat memimpin para perempuan untuk mengitari lokasi ritual yang dibatasi tali rapia berbetuk segi empat.
Tali rapia itu diikat pada batang-batang pohon yang ditanam di lapangan rumput.
Beberapa kulit kayu benuaq yang diraut tergantung di sekeliling tali rafia.
Kulit kayu ini melindungi dari roh jahat serta virus penyakit.
Ruang yang dibatasi tali rafia itu menandakan ruang dalam lamin.
Ritual Ndok Udip dilaksanakan para leluhur suku Dayak Kenyah di lamin yang biasa mereka tinggali.
Upacara adat ini kerap digelar untuk membuang segala kesialan, menyembuhkan penyakit atau tolak bala.
"Jika panen gagal karena kemarau panjang, maka para orangtua dulu menggelar Ndok Udip setiap tahun," ujar Anyek Lian, seorang warga Dayak Kenyah yang mengikuti prosesi ritual Ndoq Udip.
Upacara adat ini digelar jauh sebelum agama itu masuk.
Dahulu kala, kata Anyek, masyarakat Suku Dayak Kenyah menganut kepercayaan dengan menyembah dewa.
"Ritual ini mempersembahkan sesajen kepada dewa-dewa, baik di bumi dan di langit, yang mengikuti diri kita," ujarnya.
Ritual ini juga dipersembahkan agar masyarakat dilimpahkan rezeki dari hasil panen yang mereka tanam.
Binatang yang disembelih pun tak harus ayam, bisa pula burung, yang penting sejenis unggas.
Setelah Kepala Adat membaca mantra, 4 orang perempuan menari tari pejawan dan enggang.
Mereka mengitari lokasi ritual.
Sesekali Kepala Adat berteriak mengiringi tarian itu.
Ritual ini juga disaksikan puluhan pengunjung dengan khidmat.
Bahkan mereka berebut untuk foto bareng dengan kepala adat dan para penari setelah ritual usai.
Anyek menjelaskan, ritual Ndoq Udip sudah tidak dijalani lagi di masa sekarang.
"Kami di Jahab sudah tidak melaksanakan ritual ini lagi. Upacara ini dipersembahkan lagi untuk mengenang tradisi nenek moyang kita dulu," ucapnya.