Menkomdigi Meutya Hafid: Masa Depan AI Milik Semua Bangsa, Bukan Prerogatif Segelintir Negara
Meutya menekankan bahwa Indonesia sedang berada dalam fase yang sangat strategis secara demografis, digital, dan geopolitik.
"Jadi mereka sekarang berkecimpung dalam bidang inovasi perangkat lunak AI, sementara banyak dari mereka mungkin tidak lagi terhubung erat dengan lanskap domestik Indonesia, tetapi kami masih melihat mereka sebagai bagian dari kekuatan nasional kami. Kami lebih suka menggunakan istilah brain link daripada brain drain,” terangnya.
Sebagai bagian dari semangat inklusivitas, Indonesia juga tengah membangun pusat keunggulan AI di beberapa kota, termasuk Bandung, Surabaya, dan Papua.
“Menjadikan pusat keunggulan AI di Papua sangat penting bagi orang Indonesia untuk menunjukkan bahwa AI, bahwa kami percaya inklusivitas sangat penting ketika kita berbicara tentang AI,” kata Meutya.
Forum “Machines Can See 2025” menjadi ajang strategis bagi Indonesia untuk menegaskan bahwa masa depan kecerdasan buatan bukanlah milik satu bangsa atau satu kawasan, melainkan harus dibentuk bersama atas dasar keadilan, akses, dan keberagaman.
7 AI Image Generators Gratis yang Hasilnya Dinilai Realistis dan Cara Pakainya |
![]() |
---|
Pengurus Baru PWI Pusat Periode 2025-2030 akan Dilantik di Surakarta, Ini Alasannya |
![]() |
---|
23 AI Video Generator Gratis dan Berbayar di Tahun 2025 untuk Konten Kreator |
![]() |
---|
Menkomdigi Meutya Hafid Sambut Baik Kongres PWI 2025 Berjalan Lancar dan Demokratis |
![]() |
---|
SAFEnet Sebut Penutupan Fitur Live TikTok Perbesar Potensi Ancaman Fisik Terhadap Massa Aksi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.