Liga Inggris
Eberechi Eze, Arsenal, dan Air Mata Kemenangan
Kisah perjalanan Eberechi Eze, bermula dari air mata kekecewaan, penolakan, hingga akhirnya bergabung dengan klub impian, Arsenal.
Penulis:
Muhammad Nursina Rasyidin
Editor:
Drajat Sugiri
"Saya ingat saat pulang ke rumah, berbaring di tempat tidur susun bersama saudar-saudara saya dan berdoa; 'Tolong berikan saya kontrak profesional, saya tahu saya bisa melakukannya'," harap Eze saat itu.
Hingga akhirnya Queens Park Rangers dan dan melihatnya sebagai sosok dengan penuh talenta pada tahun itu.
"Saat itulah QPR datang," ungkapnya.
"Saya merasa perjalanan yang saya jalani telah memaksa saya untuk tumbuh, berkembang, dan menjadi lebih baik. Namun kecintaan terhadap sepak bola tidak pernah hilang," tegasnya.
Dua tahun di akademi QPR, Eze yang dulunya masih bocah kini telah menjelma sebagai salah satu pemain yang menjanjikan.
Di bawah pelatih Andy Impey, Paul Hall, dan mantan penyerang Inggris, Les Ferdinand, Eze berkembang dengan penuh kepercayaan diri.
Mereka membuka mata, mengajari, meningkatkan kemampuan, serta mengeluarkan potensi terbaik yang dimiliki Eze ketika itu.
"Saya sangat berterima kasih kepada mereka karena itu adalah titik perubahan dalam karier saya, dan keyakinan saya pun berubah karena mereka," katanya.
Eze kemudian dibotong Crystal Palace pada Agustus 2020 dengan mahar 19,5 juta pounds setelah menghasilkan 20 gol di Championships, kasta kedua Liga Inggris.
Ia berubah, dari pemain yang dibuang Millwall, pemain yang ditolak dari Sunderland dan Bristol City, kini menjadi aset yang berharga untuk tim yang beruntung mendapatkannya.
Di Crystal Palace, pemain yang mulai beranjak ke masa remaja dan keemasan itu menikmati setiap waktunya untuk berkembang.
Ia mendapat pelatihan di masa Roy Hodgson, Patrick Vieira, hingga yang terkini Oliver Glasner.
Dalam 169 pertandingan untuk Crystal Palace, Eze menghasilkan 40 gol dan 28 assist, dan yang paling penting adalah momen di tahun 2025 bersama klub berjuluk The Eagles tersebut.
Bagaimana tidak, sepanjang gelaran Piala FA hingga laga final melawan Man City, Eze selalu mencetak gol di setiap pertandingan.
Lima dari 14 gol yang tercipta tertera namanya, hingga berhasil membawa The Eagles meraih trofi pertama dalam sejarah klub.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.