Liga Champions
Sorotan Final Liga Champions: Inter Milan Rawan Dejavu, PSG Didukung Sejarah untuk Pecah Telur
Sorotan menarik bakal mewarnai perhelatan laga final Liga Champions musim 2024/2025 yang mempertemukan Inter Milan vs PSG, akhir pekan ini.
TRIBUNNEWS.COM - Sorotan menarik bakal mewarnai perhelatan laga final Liga Champions musim 2024/2025 yang mempertemukan Inter Milan vs PSG, akhir pekan ini.
Dijadwalkan, duel Inter Milan vs PSG memperebutkan gelar juara Liga Champions digelar pada Minggu (1/6/2025) kick-off jam 02.00 WIB.
Munchen Football Arena alias Allianz Arena selaku markas Bayern Munchen akan menjadi arena duel kedua tim.
Baik Inter Milan maupun PSG tentu sama-sama berambisi untuk saling mengalahkan demi trofi si Kuping Besar.
Jika menelisik sejarah, situasi dejavu tampaknya rawan dialami Inter Milan di final Liga Champions musim ini.
Meskipun memiliki jumlah trofi Liga Champions yang lebih banyak ketimbang PSG yang menjadi lawannya kali ini.
Inter Milan justru tidak terlalu diunggulkan untuk bisa meraih kemenangan sekaligus memenangkan trofi juara.
Tercatat ada dua sejarah yang nyatanya malah merugikan Inter Milan serta menguntungkan PSG sebagai tim lawan.
Baca juga: Paris Saint-Germain dan Inter Milan Ciptakan Aura Final Liga Champions yang Berbeda

Apesnya, dua sejarah tersebut melibatkan Allianz Arena yang menjadi venue final Liga Champions musim ini.
Ya, Allianz Arena diketahui punya sejarah yang rawan bikin Inter Milan gagal juara lagi seperti dua tahun lalu.
Sejarah pertama menyoal fakta bahwa Allianz Arena selalu menjadi arena lahirnya jawara baru di Liga Champions.
Dalam sejarahnya, Kota Munchen tercatat sudah pernah menggelar partai final Liga Champions sebanyak 4 kali.
Menariknya, dalam gelaran empat kali final tersebut, lahir raja baru Liga Champions, sebagaimana dikutip Squawka.
Sebut saja Nottingham Forest yang mampu mengejutkan Eropa setelah menjadi juara Liga Champions tahun 1979.
Lalu, Marseille (1993) dan Borussia Dortmund (1997) yang pernah menjadi raja di kota Munchen sebelum era 2000an.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.