Super Pandit
Bruno Fernandes & Man United: Menepis Keraguan Ricardo Kaka akan Pemain No 10 di Sepak Bola Modern
Kualitasnya terlalu istimewa untuk hanya duduk di bangku cadangan ataupun dibuang dengan alasan sistem permainan yang tak membutuhkan perannya lagi.
Alhasil, peran Isco pun mulai terpinggirkan, musim lalu saja, dari 29 pertandingan pemain asal Spanyol tersebut hanya bermain selama 1092 menit dengan rata-rata menit bermain 37 menit per pertandingan.
Di sepak bola modern, gelandang bertipe box to box dan pekerja keras lebih dipilih dalam skema 4-3-3 dan 3-4-3, yang sekarang menjamur dan digunakan oleh banyak tim-tim besar.
Sebagai salah satu mantan pemain terbaik dalam peran trequartista, Ricardo Kaka memahami bahwa sepak bola era sekarang tak lagi mendukung pemain tipikal seperti itu.

Menurutnya, garis pertahanan yang tinggi membuat pemain nomor 10 kesulitan untuk menciptakan kreativitas.
"Kita tidak punya lagi pemain klasik no.10," kata Kaka dilansir Sky Sports.
"Saya telah melihat perubahan dalam pertandingan. Situasinya canggung sebab bukan berarti pemain-pemain seperti itu tidak ada, hanya posisi-posisi lain dipandang lebih penting,"
"Alih-alih, sekarang kita punya formasi 4-3-3 di mana ketiga gelandang adalah pemain box to box,"
"Ketika garis pertahanan tinggi, ruang kosong menjadi lebih sempit, jadi pemain nomor 10 tak lagi mempunyai ruang untuk mengembangkan permainan," pungkas mantan pemain AC Milan itu.
Namun, Bruno Fernandes mampu menjadi sosok trequartista yang tampil mentereng di sepak modern seperti sekarang. Ia tidak memudar apalagi punah.

Sejak didatangkan dari Sporting Lisbon, pemain asal Portugal itu menjadi seorang goal getter sekaligus playmaker handal yang rajin menyumbangkan assist.
Sang pemain terlibat dalam 89 gol dari 124 laga yang dijalani bersama United di seluruh ajang, dengan rincian 50 gol dan 39 assist.
Baca juga: Sorotan Liga Inggris: Manchester United Butuh Trofi, Bukan Gol Milik Bruno Fernandes
Dalam sistem 4-2-3-1 maupun 3-5-2 Man Utd, Pemain berusia 28 tahun tersebut mengisi pos nomor 10 yang lebih sering bergerak di area kotak penalti, perannya yang begitu ke depan diback-up oleh dua gelandang pengangkut air, Fred dan Scott McTominay.
Manchester United begitu bergantung pada kecemerlangan Bruno, ia menjadi yang tertinggi dalam hal progressive passes (6.16) begitu juga passes attempted (63.25).
Aliran bola dan serangan United ke sepertiga akhir hampir selalu berawal dari Bruno, statisiknya begitu mencolok, passes into final third Bruno berada di angka 4.79, lagi-lagi yang tertinggi.
Kegemilangan Bruno di posisi tersebut memang mengharuskan pelatih untuk memaksimalkan perannya dalam strategi yang diusung.
Rangnick dan pelatih Timnas Portugal, Fernando Santos, selalu memberi satu tempat kepada Bruno untuk menjalani peran sebagai seorang trequartista.
Kualitasnya terlalu istimewa untuk hanya duduk di bangku cadangan ataupun dibuang dengan alasan sistem permainan yang tak membutuhkan perannya lagi.
(Tribunnews.com/Deivor)