Super Pandit
Bruno Fernandes & Man United: Menepis Keraguan Ricardo Kaka akan Pemain No 10 di Sepak Bola Modern
Kualitasnya terlalu istimewa untuk hanya duduk di bangku cadangan ataupun dibuang dengan alasan sistem permainan yang tak membutuhkan perannya lagi.
Untung saja Havertz berhasil melakukan perannya dengan baik, ia sukses mengantar Chelsea menjadi juara Liga Champions musim lalu walaupun tak banyak menyubang assist dan gol untuk The Blues.
Itu dua contoh seorang trequartista yang berhasil melakukan lintas posisi.
Lalu yang gagal?
James Rodriguez dan Isco adalah dua contoh pemain yang menjadi korban dari sepak bola modern yang mulai meninggalkan peran nomor 10 di musim ini.
James Rodriguez adalah seorang trequartista brilian di Real Madrid pada era kepelatihan Carlo Ancelotti di musim 2014/2015.
Bahkan, ia mampu meraih gelar gelandang terbaik di La Liga pada musim tersebut, dengan torehan 14 gol dan 15 assist.

Baca juga: Ansu Fati Kembali, Xavi Hernandez Berseri, Barcelona Tatap Sinis Real Madrid di Musim Depan
Namun, kegemilangan James mulai memudar seiring berkembangnya sepak bola, puncaknya ada di musim ini.
Bermain di tim semenjana Everton, dirinya tak mendapatkan tempat utama bagi sang pelatih Rafael Benitez.
Pelatih asal Spanyol tersebut mengusung permainan pragmatis dengan sistem 4-4-2.
Ia lebih mengandalkan dua gelandang nomor 8 seperti Allan dan Doucoure. James tentu tak akan masuk ke dalam permainan dengan skema seperti itu.
Kini sang playmaker memilih mengakhiri karier gemilangnya dengan hijrah ke tim Qatar, Al Rayyan.
Satu trequartista cemerlang lainnya juga pernah dimiliki oleh Real Madrid, pemain tersebut adalah Isco.
Bersama Zinedine Zidane ia diberi peran nomor 10 dengan skema 4-3-1-2, tugasnya tak begitu dibutuhkan untuk bertahan, ia fokus untuk melayani dua striker Los Blancos saat itu, Cristiano Ronaldo dan Karim Benzema.
Bermain brilian, Isco mampu menyumbangkan dua gelar Liga Champions untuk Real Madrid di dua musim berturut-turut.
Namun, seiring berjalannya waktu, formasi 4-3-1-2 yang sering digunakan untuk mengedepankan kreativitas sang playmaker digantikan dengan skema 4-3-3 yang lebih mengutamakan keseimbangan tim.