Super Pandit
Real Madrid vs Chelsea Liga Champions: Usung Misi Comeback, Tuchel Punya Senjata Jitu dari Cobham
Pasukan Thomas Tuchel berangkat menuju Santiago Bernabeu pun dengan kepala tegak, peluang untuk mengejar defisit dua gol dari Real Madrid terbuka.
TRIBUNNEWS.COM - Chelsea bertandang menuju markas Real Madrid dengan modal yang cukup apik.
Dalam pekan ke-30 Liga Inggris, Chelsea berhasil menghajar Southampton dengan skor mencolok enam gol tanpa balas.
Pasukan Thomas Tuchel berangkat menuju Santiago Bernabeu pun dengan kepala tegak, peluang untuk mengejar defisit dua gol dari Real Madrid terbuka lebar.
Ya, sebagai juara bertahan, Chelsea tentu tak gentar meski harus tertinggal 3-1 di leg pertama melawan tim sebesar Real Madrid.
Thomas Tuchel memiliki skema dan senjata jitu untuk menyingkirkan Real Madrid seperti yang mereka lakukan di musim lalu.

Baca juga: Termasuk Jaga Benzema dan Cetak Gol Awal, 5 Hal Harus Dilakukan Chelsea Demi Singkirkan Real Madrid
Baca juga: Madrid Siaga Satu, Pekan Ini Ibu Kota Spanyol Menghadapi Invasi Suporter dari 2 Klub Asal Inggris
"Peluang yang kami miliki? Tidak besar. Tetapi kami tidak pernah menyerah dan tetap yakin dengan peluang yang kami miliki," kata Tuchel saat konferensi pers dilansir Marca.
"Berusaha berarti kami akan bermain hingga batas terakhir. Kami akan berusaha agar lebih baik dan dalam kondisi lebih bagus dibandingkan leg pertama," lanjut pria asal Jerman itu.
Kesempatan untuk menjadi juru selamat The Blues di pundak Mason Mount yang sedang on fire dan menjadi ajang pembuktian bagi Kai Havertz yang menjadi false nine.
Nama yang disebutkan pertama adalah salah satu pemain Chelsea yang penampilannya paling konsisten, baik di era kepelatihan Lampard atapun Tuchel, ia selalu menjadi pilihan utama dan tampil memuaskan.
Pemain binaan cobham tersebut sejatinya bukanlah seorang pencetak gol handal, perannya lebih mumpuni sebagai seorang penyambung antara lini tengah menuju depan permainan The Blues.
Catatan 10 gol 13 assistnya adalah bonus untuk The Blues, atributnya lebih besar dari sekedar menyumbangkan namanya di papan skor.
Dan sang juru taktik, Thomas Tuchel paham betul akan potensi dan atribut seorang Mason Mount.
Ia memberi kebebasan Mount untuk bergerak dan mengatur serangan Chelsea di tengah ataupun samping.

Mount adalah pemain versatile. Dalam skema dasar 3-4-3 atau 3-4-2-1 yang digunakan eks pelatih PSG tersebut, ia bisa masuk dalam berbagai posisi yang ditugaskan sang juru taktik.
Ia dapat dimainkan di posisi winger kanan, winger kiri, dan memainkan peran no 10.