Jumat, 3 Oktober 2025

Liga Prima Indonesia

Pelatih PSM Petar Segrt "Berlatih" di Perang Yusgoslavia

Pelatih PSM Makassar Petar Segrt (46), dikenal sebagai pria dengan suara besar saat berbicara.

zoom-inlihat foto Pelatih PSM Petar Segrt
Tribun Timur/Ocha Alim
Pelatih PSM Makassar, Petar Segrt memberikan arahan pada sesi latihan di Stadion Mattoanging Makassar

TRIBUNNEWS.COM – Pelatih PSM Makassar Petar Segrt (46), dikenal sebagai pria dengan suara besar saat berbicara. Apalagi saat memberi instruksi ke pemain. Namun, saat menceritakan pengalaman hidupnya di Yusgolavia dan Jerman, suaranya datar. Tidak meledak-ledak.

Petar yakin hidup adalah kerja, perjuangan, dan terus belajar. Pria kelahiran Durdevac, SFR Yugoslavia itu, 8 Mei 1966, itu mengaku dari keluarga biasa-biasa. "Saat lahir, bapak dan ibu saya tak punya pekerjaan tetap," katanya kepada Tribun, mengawali kisahnya.

Bahkan di usia dua tahun, saat masih harus menyusu ke ibunya, ia ditinggal kedua orangtuanya merantau ke Jerman. Baru setelah ayahnya bekerja sebagai buruh di pabrik mobil di Jerman, tahun 1970, dia diajak.

Meski sudah memasuki usia sekolah, tujuh tahun, Petar tak bisa sekolah. Alasannya, faktor klise, krisis ekonomi di Eropa Timur pascaperang dunia kedua, membuat hidup layak hanya mimpi orang berpunya.

Namun niatnya tak surut. Ia belajar otodidak dan difasilitasi kakaknya. "Kakak saya, Ivica Segrt amat berjasa. Dia guru pertama saya. Dia penopang saya. Tanpa dia, saya yakin tak bisa seperti sekarang ini," ujar Petar dengan suara bergetar dan mata yang sedikit berair.

Ketertarikannya ke sepakbola saat ia berusia 11 tahun. Di lingkungan tinggalnya, sepak bola adalah permainan favorit. Meski senang dan punya bakat, tapi tuntutan hidup membuatnya, harus bermain sambil bekerja. "Umur 11 tahun saya jadi tukang angkat barang di super maket," katanya.

Memasuki umur 14 tahun, Petar memulai karir bermainnya di FV Calw, klub level kabupaten di Jerman. Saat itu dia juga terus melanjutkan pendidikan menengah, dan juga berkerja.

"Sebetulnya saya tak suka sekolah. Tetapi saya terus berpikir untuk tetap sekolah, bayangkan saya dalam sehari melakukan tiga pekerjaan sekaligus, pagi hingga siang bersekolah, siang hingga sore bekerja dan malam berlatih sepakbola, semua itu saya lakukan karena ingin sukses dan juga tidak ingin kehilangan hobi saya, " jelasnya.

Karier kepelatihan pertamanya pun dimulai di FV Calw, dimana pada tahun1983 ia mulai melatih di sana karena pelatih utama klub amatir pergi. "Saya menjadi pelatih termuda saat itu, dipercaya melatih hingga 1987, " jelasnya.

Di usia 21 tahun, dia harus ikut wajib militer di Yugoslavia. Saat itu, masa masa perang, Bahkan pada usia 24 tahun karena perang tersebut ia harus berduka mendalam karena banyak keluarganya yang meninggal dunia saat perang di Kroasia. Sempat terpuruk, namun mantan pelatih Perseres Bali Devata ini enggan bersedih.

Setelah perang tersebut, Petar pun masih sempat bermain di klub FC Waldorf selama setengah musim saja lalu pindah ke SV Waldhof Mannheim di Jerman. Selama semusim ia di sana pada akhirnya ia memutuskan gantung sepatu. Cedera berat membuatnya mimpinya jadi pemain, dipendam.

Petar lalu mendalami ilmu kepelatihan. Uang tabungan hasil kerja disisihkan untuk ikut kursus pelatih. Ia mulai berkeliling dunia, total ada 30 negara dikunjungi oleh pria berkumis putih dan lebat ini.

"Saya berkeliling dunia, mempelajari setiap teknik bermain bola di tiap negara, saya ke Amerika Serikat saksikan Piala Dunia di sana tahun 1994 dan bertemu banyak pelatih kawakan, " ujarnya.

Tepat pada umur 27 tahun saat ia baru saja menyelesaikan Lisensi B. Ia sudah mulai melatih kembali, tepatnya di VfL Bochum selama setahun dan MSV Duisburg, selama tiga tahun sebagai pelatih U-19 dan sebagai asisten pelatih.

Cukup banyak klub ditanganinya selama kurun waktu beberapa tahun, setelah di MSV Duisburg ia memutuskan melatih di SV Waldhof Mannheim, DSV Leoben, SV Ried, Wiener Sportklub, dan saat ia sudah mengantongi lisensi UEFA Pro License nya, tepatnya di umur 40 tahun ia dipanggil pelatih timnas senior Georgia, Klaus Toppmoller untuk menjadi pelatih U-21 timnas Georgia selama kurun waktu dua tahun, mulai dari tahun 2006-2008, dan prestasi mencengangkannya adalah membawa timnas muda Georgia menang 2-0 atas Russia U-21 pada kualifikasi piala eropa U-21 tahun 2007.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Borneo FC
6
6
0
0
12
3
9
18
2
PSIM
7
3
3
1
9
6
3
12
3
Malut United
7
3
2
2
13
10
3
11
4
Persija Jakarta
7
3
2
2
13
8
5
11
5
Persebaya
6
3
1
2
8
5
3
10
© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved