MotoGP
19 Kemenangan Tak Ada Lawan, Marc Marquez Runtuhkan Teori Ducati untuk Akamsi di MotoGP 2025
19 kemenangan dari 24 balapan MotoGP 2025 jadi bukti Marc Marquez bisa runtuhkan teori motor Ducati untuk akamsi di MotoGP 2025.
TRIBUNNEWS.C0M - Saga transfer Marc Marquez di MotoGP 2025 langsung menunjukkan bukti valid bahwa langkah Ducati Lenovo Team ternyata benar.
19 kemenangan dari 24 balapan dalam 12 seri paruh pertama MotoGP 2025, memberikan jawaban atas keputusan Ducati mendatangkan Marc Marquez bukanlah sebuah blunder.
Bahkan manajer Enea Bastianini yang juga pernah menjadi tangan kanan Valentino Rossi, Carlo Pernat, harus 'menjilat ludahnya' sendiri karena pernah mengkritik keputusan Ducati.
Marc Marquez pada jeda paruh pertama kejuaraan dunia MotoGP 2025 nyaman sebagaiĀ puncak klasemen. Mengemas 381 poin, pembalap kelahiran Spanyol pada 17 Februari 1993 ini unggul 120 angka dari sang adik, Alex Marquez (Gresini Racing) yang duduk di posisi kedua.
Adapun rekan setim Marquez, Francesco 'Pecco' Bagnaia tak bisa berbuat banyak dengan bercokol di tangga ketiga lewat raihan poin 213.

Dominasi MM93 dihasilkan melalui 8 kemenangan di balapan utama pada GP Thailand, Qatar, Argentina, Aragon, Italia, Belanda, Jerman, dan Ceko.
Lalu untuk balapan ekstra hari Sabtu atau dikenal sebagai sprint race, The Baby Alien, julukan Marquez, mengumpulkan 11 kemenangan.
Total 19 kemenangan dari 24 balapan (sprint dan main race), menjadi bukti valid bahwa Ducati Lenovo Team terbukti benar telah menandatangani kontrak dua musim pembalap berlabel juara dunia MotoGP 6 kali ini.
MM93 faktanya tidak ada lawan di atas lintasan. Alex Marquez di balapan utama MotoGP 2025 baru meraih satu kemenangan, pun sama halnya dengan Pecco Bagnaia, Johann Zarco dan Marco Bezzecchi.
Kedatangan Marquez di garasi pabrikan Ducati sempat memperoleh kritik.
Sebab, ada banyak yang harus dikorbankan, di antaranya kehilangan pembalap bertalenta seperti Jorge Martin, Enea Bastianini, hingga Marco Bezzecchi yang menyeberang ke tim rival.
Belum lagi Pramac Prima Racing, tim satelit yang bermitra dengan Ducati dalam 2 dekade terakhir, juga memilih berpindah ke pabrikan Yamaha.
Baca juga: 10 Pembalap Sering Kecelakaan di MotoGP 2025: Tak Ada MM93, Penggendong Honda Hobi Main Pasir
Faktanya, Ducati memiliki sebuah teori yang bersifat pakem.
Pabrikan asal Bologna ini menyediakan kursi pembalap untuk 'akamsi' atau rider asal Italia. Ducati memilih mengedepankan pembalap muda asal negaranya sebagai proyek masa depan tim.
Tetapi transfer MM93 bak sebuah penghancur teori tersebut.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.