Proliga
Respons Legenda Voli Indonesia soal Polemik Megawati di Medsos: Mau Dipuji Kudu Siap Dicaci
Legenda voli Indonesia Loudry Maspaitella sebut medsos miliki dua sisi mata pisau, yakni pujian dan cacian di tengah polemik Megawati di Proliga 2025.
Penulis:
Drajat Sugiri
Editor:
Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Wakil Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBVSI, Loudry Maspaitella, merespons menyoal polemik Megawati Hangestri Pertiwi yang marah-marah di media sosial pada gelaran Proliga 2025.
Akan tetapi Loudry Maspaitella tidak memposisikan sebagai salah satu pengurus PBVSI. Melainkan sebagai sosok yang namanya besar berkat olahraga bola voli.
Yap, Loudry merupakan setter legendaris milik Indonesia pada era 1990 hingga 2000-an. Sehingga dia kenyang makan asam garam bagaimana dinamika, khususnya pervolian di Tanah Air.
Megawati kedapatan marah-marah kepada netizen saat siaran langsung di media sosial TikTok. Dalam video tersebut Megawati terlihat marah karena kesal dengan kritik warganet.

Megatron, julukan Megawati, diduga diserang netizen karena performa yang belum maksimal bersama Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia dalam final four Proliga 2025.
Belum lagi live Megawati bersama middle blocker Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia, Rika Dwi Latri dengan caption "Playing Soap" sempat memanaskan gelaran Proliga 2025.
Dugaan caption tersebut dialamatkan Megawati ke pertandingan Popsivo Polwan melawan Pertamina Enduro pada babak final four Proliga 2025 seri Solo.
Megatron diduga menyindir Pertamina Enduro sengaja mengalah demi memuluskan Popsivo Polwan lolos ke grand final.
Setelah viral, caption itu pun dihapus. Tapi, netizen sudah lebih dulu melihat caption yang ditulis Megawati sebelum dihapus.
Kemarahan dan kekecewaan Megawati pun menjadi perbincangan panas di kalangan volimania Indonesia hingga detik ini.
Hal itu memantik reaksi Loudry Maspaitella.
Baca juga: Polemik Megawati di Proliga 2025 Belum Kelar, Libero Senior Pertamina Enduro Kembali Bersuara
"PBVSI tidak akan mengomentari itu, kalau komentar saya pribadi bukan (mewakili) dari PBVSI, itulah risiko dunia medsos," dikutip dari YouTube Sportase Official, Senin (12/5/2025).
"Satu sisi penuh dengan pujian satu sisi penuh dengan hujatan," lanjut pria kelahiran Surabaya, 17 September 1969.
"Sebagai seorang pemain siap menghadapi dua-duanya dengan kematangan mental."
Loudry tidak bisa membenarkan atas tanggapan dari Megawati.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.