Proliga
PBVSI Jawab Isu Tim Main Sabun di Proliga 2025, Format Baru Final Four Bakal Dipertimbangkan
Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) akhirnya memberikan komentarnya terkait isu konspirasi hingga "main sabun" yang terjadi di Proliga 2025.
TRIBUNNEWS.COM - Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) akhirnya memberikan komentarnya terkait isu konspirasi hingga "main sabun" yang terjadi di Proliga 2025.
Gelaran Proliga 2025 telah selesai dengan keluarnya Jakarta Bhayangkara Presisi sebagai juara di sektor putra dan Jakarta Pertamina Enduro di sektor putri.
Meski telah selesai, perhelatan Proliga 2025 terutama di babak final four masih menjadi pembicaraan yang cukup panas.
Beberapa tim dinilai bermain tak all out setelah memastikan tiket ke final. Hal itu membuat isu 'main sabun' atau bermain kotor mencuat dan ramai jadi perdebatan di kalangan voli mania.
Di sektor putra, Jakarta LavAni Livin' Transmedia menurunkan pemain pelapis di dua laga terakhir final four.
Isu yang lebih panas menyasar pada sektor putri dan menimpa tim sang juara Jakarta Pertamina Enduro.
Ketika sudah memastikan tiket ke grand final, Pertamina Enduro di dua laga terkhir melawan dua tim yang bersaing meraih tiket ke final, Popsivo Polwan dan Gresik Petrokimia.
Situasi kala itu, Gresik Petrokimia bisa lolos ke partai puncak, dengan syarat Jakarta Pertamina Enduro mengalahkan Popsivo Polwan.
Sementara Popsivo, dapat melenggang ke laga puncak asal mampu mengalahkan Pertamina skor berapa pun.
Baca juga: Bocoran Proliga 2026: Jadwal Kompetisi, Aturan Batasan Gaji hingga Venue Baru untuk Grand Final

Hasilnya di luar prediksi, Popsivo Polwan mampu menang 3-0. Padahal dua hari sebelumnya, Pertamina mampu menciptakan comeback 3-2 setelah tertinggal dua set lebih dulu atas Petrokimia.
Apa yang terjadi pada babak final four Proliga 2025 ini memunculkan masukan agar PBVSI mengubah format kompetisi Proliga.
Menjawab terkait hal itu, Ketua Bidang Kompetisi PP PBVSI Reginald Nelwan menilai, keputusan tim untuk menyimpan tenaga dan tak all out ketika sudah memastikan tiket grand final itu bagian dari stretegi tim dan sepenuhnya bisa disalahkan.
Hal itu dilakukan demi tujuan akhir yang didapat, yakni menjadi juara ketika bermain di partai puncak.
"Kalau soal itu kita gak bisa menyalahkan stretagi tim, dia pengin maksimal di final," kata Regi saat ditemui setelah pertandingan grand final di GOR Amongrogo, Yogyakarta, Minggu (11/5/2025).
"Kami melihat bahwa mereka itu sebenarnya mencoba membuat second skuad-nya itu agar siap juga. Kenapa? Kalau gak digituin mungkin pemain cadangannya akan lebih gak siap," kata dia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.