Olimpiade 2021
Persembahkan Medali Pertama di Olimpiade Tokyo, Windy Sempat Nervous karena Beda Tipis dengan Rival
Windy sempat gagal dalam upaya pertama snatch di berat 84 kilogram. Namun kegagalan itu ditebusnya pada angkatan kedua.
"Alhamdulilah senang sekali bisa mempersembahkan medali untuk Indonesia. Rasanya nervous karena angkatan dengan rival lainnya hanya beda tipis. Terutama saat angkatan snatch, tetapi saya berusaha tetap tenang karena saat di panggung itu kan sebenarnya cuma ada atlet dan barbel saja," kata Windy dalam keterangan resminya usai laga.
Prestasi membanggakan yang ditorehkan Windy ini ikut diapresiasi oleh Presiden Joko Widodo.
Dalam akun media sosialnya, Jokowi menyampaikan selamat kepada mojang berusia 19 tahun itu.
"Kabar baik datang dari Tokyo, hari ini. Atlet angkat besi putri Indonesia, Windy Cantika Aisah, mempersembahkan medali pertama dari ajang Olimpiade Tokyo dengan merebut medali perunggu di kelas 49 kg," kata Jokowi dikutip dari akun Instagramnya, Sabtu (24/7/2021).
"Dari Tanah Air, saya menyampaikan selamat," imbuh dia.
Baca juga: Foto-foto Perjuangan Windy Cantika Aisah Saat Bertanding Kelas 49 kg Angkat Besi di Olimpiade Jepang
Sejak SD
Windy diketahui mulai belajar angkat besi saat duduk di kelas dua bangku sekolah dasar (SD).
Olahraga ini jadi pilihan karena sang ibu, Siti Aisah, merupakan mantan atlet angkat besi Indonesia yang menyumbang medali di kejuaraan dunia 1987.
Sejak itu pula ibunya kerap menceritakan pengalaman mengikuti pemusatan latihan dan kejuaraan di luar negeri.
Cerita-cerita itu membekas di benak Windy sehingga ia makin bersemangat untuk menekuni olahraga angkat beban tersebut.
Saat berusia 12 tahun tepatnya saat duduk di kelas 5 SD, Windy dimasukkan ibunya ke klub angkat besi di Bandung.
Kebetulan klub tersebut dibina langsung oleh mantan lifter nasional yang juga rekan sang ibu, Maman Suryaman.
Dalam binaan Maman, bungsu dari tiga bersaudara ini rupanya menunjukkan bakat besar. Karenanya Maman rutin mengajak Windy tampil di sejumlah kejuaraan nasional untuk mengasah mentalitas bertandingnya.
Pelatih atlet angkat besi Kabupaten Bandung dan PPLP Jawa Barat yang selama ini menjadi mentor Windy, Dewi Nuranis mengatakan, prestasi mentereng Windy tidak diperoleh dengan proses mudah.
Meski terlahir dari seorang ibu yang juga merupakan lifter berprestasi, namun butuh upaya kerja keras ekstra dan semangat juang pantang menyerah yang telah dilakukan Windy selama ini.
"Cantika itu menjadi atlet dan masuk ke PPLP Jawa Barat itu sekitar tahun 2015 kelas 7 atau 1 SMP, saat itu usianya baru sebelas. Sebelum masuk PPLP Jabar, karena melihat bakat dan potensinya, dia itu sejak kecil memang sudah dilatih teknik dasar oleh ibunya yang juga seorang lifter asal Kabupaten Bandung, mulai dari sebatang kayu, baru di PPLP Jabar kami drill dengan peralatan sebenarnya, dan terus meningkat beban angkatannya seiring bertambahnya usia dia," ujarnya saat dihubungi melalui telepon, Jumat (23/7/2021).
