Pelajar SMP dan SMA BPK Penabur Berhasil Taklukan Puncak Kilimanjaro
Tim pendaki cilik kakak beradik dari SMP dan SMA BPK Penabur Jakarta, Jonathan Philip berusia 13 tahun dan Matthew Richard berusia 15 tahun
Dari Gilman’s Point masih ada sekitar 2 jam untuk dapat tiba di puncak Kilimanjaro, yaitu Uhuru Peak, 5.895 mdpl. Pemandangan dari atas Giliman's memang sangat indah, karena kawah dipenuhi dengan salju serta glacier abadi yang terlihat sangat megah dan besar.
Istirahat 15 menit berlalu begitu cepat, perjalanan harus dilanjutkan dari Gilman’s Point dengan teknik melipir melalui pinggir kawah agar dapat mencapai Uhuru Peak. Disini, AMS (Acute Mountain Sickness) Jonathan mulai kambuh lagi sehingga harus beristirahat kembali.
Setelah penyakit mereda pendakian dilanjutkan ke Stella Point yaitu poin kedua dengan ketinggian 5.756 mdpl. Diketinggian ini jalan Jonathan menjadi sangat lambat karena sangat ngantuk dan lelah.
Perjalanan mendaki ditempuh dalam waktu 1 jam hingga sampai juga di Stella Point. Stella Point ini mirip dengan Gilman’s hanya saja lebih tinggi dan dekat ke puncak. Saat sampai Stella Point, guide mengecek apakah kondisi para pendaki masih mampu untuk pergi ke puncak atau tidak.
"Ketika saya dicek, saya agak takut karena saya mengalami AMS, sehingga mungkin saja tidak diperbolehkan untuk naik ke puncak," ujar Jonathan.
Ditambahkan Jonathan, pada saat dia dicek, ternyata guide nengijinkan untuk lanjut ke Uhuru Peak. Dalam perjalanan summit attack Jonathan banyak merenung karena tidak percaya bahwa bisa melewati semua ujian itu hingga mencapai puncak tertinggi Gunung Kilimanjao. Ketika tiba di Uhuru Peak para guide menghimbau untuk tidak berlama-lama di puncak karena takut cuaca akan segera memburuk.
"Kami hanya berfoto-foto sebentar dan langsung menuju ke bawah. Saya tidak yakin apa yang terjadi, tapi saat kita turun, kita tersesat. Seharusnya, saat kita turun kita bisa melihat padang pasir, tapi malah kita turun ke sebuah lembah. Tapi untungnya, dari lembah tersebut bisa melihat Kibo Hut," papar Matthew.
Ketika sampai di Kibo Hut, hari sudah sore menjelang malam, Jonathan dan Matthew hanya bisa membuat Milo sebelum tertidur lelap. Keesokan harinya, Jonathan bertanya kepada para pendaki setim tentang apa yang terjadi kemarin karena dia tidak ingat apa-apa.
Ternyata, setelah melewati Stella Point saat perjalanan turun, Jonathan mulai pusing berat, jadi itulah mungkin kenapa dia tidak ingat apa-apa.
Malam terakhir di Kibo Hut telah berlalu, usai sarapan guide mengatakan bahwa para pendaki akan langsung turun ke Marangu Gate dengan menempuh jarak 38 km yang ditempuh dalam waktu 1 hari.
Mendengar itu para pendaki langsung packing barang dan bergegas jalan ke bawah. Perjalanan turun terasa mudah karena jalan selalu mengarah turun, kecuali di kawasan Moorland yang harus naik turun bukit. Makan siang dilakukan di Mandara Hut dengan menu yang tidak enak, namun tetap dimakan agar tidak kelaparan.
Saat turun dari Mandara, ungkap Jonathan, kaki mulai terasa pegal dan loyo. Dan saat sampai di Marangu Gate, Jonathan langsung terduduk dan saat berdiri kembali otot di depan tulang keringnya tidak bisa dirasakan. Tapi Jonathan merasa sangat senang karena perjalanan kali ini sukses.
"Tabah Sampai Akhir!" tandas Jonathan dan Matthew mengakhiri perjalanan.