Film Jembatan Shiratal Mustaqim Bahas Dosa Korupsi, Imelda Therine Nilai Tayangnya di Momen Tepat
Imelda Therine merasa film Jembatan Shiratal Mustaqim hadir di waktu yang tepat karena bahas dosa korupsi.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Bayu Indra Permana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Imelda Therine merasa film Jembatan Shiratal Mustaqim hadir di waktu yang tepat.
Ini jadi film terbaru Imelda yang tayang tahun ini dan mengangkat soal isu sosial di Indonesia.
Baca juga: Angelina Sondakh: Azab Koruptor Enggak Usah Tunggu Sampai Shiratal Mustaqim
Imelda merasa film terbarunya yang mengangkat dosa korupsi ini muncul bersamaan dengan maraknya kasus korupsi di Indonesia belakangan ini.
“Entah kenapa momentumnya pas banget sama apa yang terjadi di negeri kita," beber Imelda Therine di kawasan Kuningan Jakarta Selatan, Rabu (1/10/2025).
"Semoga ini gak cuman jadi hiburan dan bisa jadi renungan. Saya jadi Laras, istri koruptor,” ujar Imelda.
Imelda mendapat peran sebagai Laras, istri dari seorang koruptor. Ia mengaku perannya penuh tantangan, terutama secara fisik.
“Luar biasa ya, menantang di medan, karena harus butuh fisik, harus pontang-panting dan blusukan. Aku sih bersyukur aman karena senang adventure ya,” katanya.
Selain sisi fisik, Imelda juga merasa tersentuh secara spiritual. Judul film yang merujuk pada jembatan penentu nasib manusia di akhirat, menurutnya, memberikan perenungan tersendiri.
“Kalau spiritual, ketika disuguhin judulnya aku tersentil ya, gimana ya sampai nanti ke titik jembatan itu," ungkap Imelda.
"Ada penasaran dan cerita. Aku melihat setiap film tuh dari ceritanya,” jelasnya.
Bagi Imelda, perannya sebagai Laras bukan sekadar karakter, melainkan representasi banyak perempuan dan ibu yang mendambakan kebersamaan dengan keluarga di surga.
Baca juga: Film Jembatan Shiratal Mustaqim Angkat Isu Korupsi dan Tsunami, Balut Horor Spiritual
“Aku mewakili perempuan dan ibu di luar sana yaitu ingin berkumpul dengan semua keluarga di surga nanti,” tuturnya.
Sementara itu, produser Dee Company, Dheeraj Kalwani, menjelaskan alasan pihaknya mengangkat isu korupsi dalam film bernuansa religi tersebut.
Menurutnya, korupsi bukan hanya dosa personal, tetapi juga dosa sosial yang merugikan banyak orang.
“Kami bukan mau kasih visual religi aja, tapi mau ngasih tahu dosa korupsi yang sangat jahat, karena mereka melakukan dosa sosial yang berimbas ke masyarakat," beber Dheeraj Kalwani.
"Dalam hal ini, korupsi dana bencana alam di film ini,” katanya.
Ia menegaskan, kisah ini diangkat karena relevan dengan realitas sehari-hari masyarakat Indonesia.
“Setiap hari kita sering dengar berita korupsi dan koruptor, jadi kenapa nggak kita angkat aja kisah ini ke dalam cerita film,” tuturnya.
Film akan menampilkan banyak CGI terutama visual neraka, Padang Mahsyar, hingga jembatan Shiratal Mustaqim sebuah jembatan tipis penuh duri yang harus dilewati manusia di akhirat.
Film Jembatan Shiratal Mustaqim berceritanya tentang Arya (Raihan Khan) dan ibunya (Imelda Therinne) yang mengungkap kasus penggelapan dana bantuan usai tsunami, namun harus menghadapi teror dari dunia gaib.
Selain Imelda Therinne, film ini juga dibintangi sederet aktor papan atas diantaranya Agus Kuncoro, Mike Lucock, dan Raihan Khan
Film Jembatan Shiratal Mustaqim produksi Dee Company akan tayang serentak di bioskop seluruh Indonesia pada 9 Oktober 2025.
Jejak Karier Akting Imelda Therine
Imelda Therine memulai karier layar lebarnya lewat film Satu Kecupan (2004) dan Banyu Biru (2005), sebelum namanya makin dikenal publik lewat sejumlah film populer di akhir 2000-an, seperti Quickie Express (2007) dan horor Kuntilanak 3 (2008).
Karirnya kemudian terus melambung saat tampil dalam film thriller Rumah Dara (2010) lalu Belenggu (2013), The Professionals (2016), dan Ratu Ilmu Hitam (2019) yang menuai banyak perhatian penonton.
Di era berikutnya, ia memperluas kiprahnya lewat genre drama hingga komedi romantis dalam Temen Kondangan dan Tarung Sarung (2020), serta berlanjut di 12 Cerita Glen Anggara (2022).
Tahun-tahun setelahnya, Imelda semakin matang dalam peran-peran ibu penuh konflik seperti di Puisi Cinta yang Membunuh dan Kembang Api (2023).
Pada 2024, ia tampil di The Architecture of Love, dan pada 2025 langkahnya semakin istimewa lewat Samar, di mana ia tak hanya berperan sebagai Ilmira Nirmala, tapi juga dipercaya sebagai produser eksekutif.
Tahun yang sama, ia juga hadir dalam Perang Kota serta Jembatan Shiratal Mustaqim.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.