Jumat, 3 Oktober 2025

Program Makan Bergizi Gratis

Nana Mirdad Miris Korban Keracunan MBG Makin Banyak, Kritik Pemerintah dan Sebut Itu Program Gagal

Artis Nana Mirdad mengaku miris melihat banyak korban akibat keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG). Istri Andrew White itu mengkritik pemerintah.

|
Sumber Instagram @masterchefina
NANA MIRDAD - Artis Nana Mirdad mengaku miris melihat banyak korban akibat keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG). Istri Andrew White itu mengkritik pemerintah. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Artis Nana Mirdad mengaku miris melihat banyak korban akibat keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG). Istri Andrew White itu mengkritik pemerintah.

Seperti diketahui, baru-baru ini publik dihebohkan dengan kasus keracunan masal makanan MBG di beberapa sekolah di Jawa Barat. 

Baca juga: Pengakuan Wartawan usai Dicekik Pegawai SPPG di Jakarta Timur, Hendak Liput Keracunan MBG

Ribuan pelajar diketahui mengalami keracunan. Sebagian besar korban merupakan pelajar dari jenjang SD hingga SMA/SMK mengalami berbagai gejala seperti mual, pusing, hingga sesak napas setelah menyantap makanan MBG.

Mengetahui banyaknya kasus keracunan itu, artis Nana Mirdad ikut bersuara. Nana Mirdad kritik MBG yang selama ini telah menelan banyak korban keracunan.

Kritikan itu disampaikan Nana melalui Instagram Storynya yang diunggah ulang oleh akun gosip @rumpi_gosip pada (28/09/2025). 

Baca juga: Nana Mirdad Ada di Jakarta Saat Bali Dilanda Banjir, Khawatirkan Anak-anaknya

Di unggahan itu, Nana menyebut bahwa MBG adalah program yang gagal dan justru membuang-buang uang negara.

Hal itu diucapkan Nana usai banyak kasus keracunan terjadi di sekolah-sekolah. Nana khawatir jika anak-anak yang tak bersalah menjadi korban.

DAPUR MBG - Petugas menyiapkan paket makanan bergizi yang akan didistribuskan ke salah satu sekolah pada program Makan Bergizi Gratis (MBG) di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Baleendah Rancamanyar, Jalan Bojongsayang, Desa Rancamanyar, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (29/9/2025). Dapur SPPG yang melibatkan 47 orang relawan ini beroperasi sejak 25 Agustus 2025 dengan mendistribusikan MBG kelima sekolah, yakni SDN Rancamanyar 2,3 dan 6, SDIT Az-Zahra Rancamanyar, dan SMPN 3 Baleendah. Serta Posyandu B3 yang melayani ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)
DAPUR MBG - Petugas menyiapkan paket makanan bergizi yang akan didistribuskan ke salah satu sekolah pada program Makan Bergizi Gratis (MBG) di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Baleendah Rancamanyar, Jalan Bojongsayang, Desa Rancamanyar, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (29/9/2025). Dapur SPPG yang melibatkan 47 orang relawan ini beroperasi sejak 25 Agustus 2025 dengan mendistribusikan MBG kelima sekolah, yakni SDN Rancamanyar 2,3 dan 6, SDIT Az-Zahra Rancamanyar, dan SMPN 3 Baleendah. Serta Posyandu B3 yang melayani ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) (Tribun Jabar/Gani Kurniawan)


"Sumpah paling miris lihat berita soal MBG ini. PROGRAM GAGAL!! Program enggak ada gunanya, buang-buang anggaran negara."

"Lagi-lagi hanya bikin kaya segelintir atasan, korbannya ribuan anak-anak yang sampai hampir meninggal sesak nafas, muntah-muntah keracunan makanan," tulis ibu dua anak tersebut.

Nana juga semakin geram dengan jawaban pejabat yang bangga menyebut tingkat kegagalan program itu di bawah 10 persen. Tak hanya mengkritik, istri Andrew White itu juga memberi saran membangun untuk pemerintah.

"Belum lagi orang-orang yang bertanggung jawab bukannya berempati, bebenah, mengakui kegagalannya, malah seakan bangga dengan yang katanya 'menurut data, kegagalan kita cuma di bawah 10 persen'. Di mana hati nurani kalian?!" sambungnya.


"Support saja orang tua dalam pekerjaan mereka, buka lapangan kerja yang sehat dan sustainable untuk mereka, dan enggak usah ikut campur dalam memberi makan anak-anak kalau isian MBG pun masih hanya roti putih dan tahu basi berisikan jangkrik dan ulat," tutur anak Jamal Mirdad dan Lydia Kandou tersebut.


"Uang Rp10-15 ribu per kepala ini bisa enggak sih disubsidikan ke keluarga yang belum mampu? Pasti ibu-ibu di rumah pun happy bisa bawakan bekal anaknya dan nambah uang belanja," tambahnya.

Lebih lanjut, Nana juga menyinggung video Sultan Jogja yang ikut buka suara soal kasus keracunan MBG. 

Dalam video itu, Sri Sultan tampak memberi penjelasan cara memasak agar menu MBG tidak mengandung racun.


Diakui Nana, ia setuju dengan apa yang diutarakan oleh Sri Sultan. Ia berharap, pemerintah serius membenahi masalah MBG agar tidak menimbulkan korban lagi. 

Tak hanya itu, Nana juga tak peduli jika banyak yang mengkritiknya karena menyinggung masalah MBG. Nana mengaku akan terus bersuara agar masalah MBG segera diperbaiki dan tidak menimbulkan korban jiwa.


"Sedih ngga sih Sri Sultan sampe harus ngajarin mana yang harus dimasak duluan sementara para pemilik program malah bilang ini lactose intolerant dan masih wajar keracunannya. Pokonya fight terus sampe sistemnya dibenerin, sebagian dari kalian ada juga yang DM aku marah2 bilang di sekolah kalian aman kok, kenapa aku harus angkat topik ini."

"Iyaa, ngerti. Tapi program ini harus merata amannya... Jangan membungkam orang2 yang mau fight utk keselamatan yang merata hanya karena sebagian ngga ngerasain kena makanan basi.. Kita harus fight buat keselamatan semua anak2 kita karena setiap nyawa berharga," tulisnya.

Mengetahui Nana Mirdad kritik MBG, netizen langsung ramai memberi komentar. Ada yang setuju ada pula yang kontra dengan istri Andrew White tersebut.

"Setuju sy dgn mba Nana," tulis akun @may***.

"Setuju sama mb Nana...anak anak yg jadi taruhannya," tambah akun @dev***.

"Yg Gagal bkn Program nya sih tp org2 yg melaksanakan ny yg maana byk korupsi ny dgn terang," timpal akun @vin***.

Cucu Mahfud MD Korban Keracunan MBG

Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD, bercerita terkait dua cucu dari keponakannya yang mengalami keracunan usai mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Mahfud MD menyebut, kedua cucu dari keponakannya itu bersekolah di sekolah yang sama di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Mahfud MD mengungkapkan juga ada enam siswa lainnya yang keracunan setelah mengonsumsi MBG.

"Cucu saya juga keracunan MBG di Yogyakarta. Itu cucu keponakannya, saya punya keponakan, keponakan saya punya anak namanya Ikhsan. Satu kelas itu delapan orang langsung muntah-muntah," katanya, dikutip dari kanal YouTube miliknya, Selasa (30/9/2025).

Mahfud MD mengungkapkan kedua cucunya itu sempat dirawat di rumah sakit. Namun, salah satunya hanya perlu dirawat selama satu hari.

Baca juga:  Tinjau Pelaksanaan MBG, Bursah Zarnubi: Awasi Jam Masaknya, Jaga Kualitas Bahan, Jangan Sampai Basi

Sementara, cucunya yang lain sampai harus dirawat selama empat hari.

"Yang enam itu dan kakaknya, kakak yang masih dirawat di rumah sakit, habis muntah-muntah sehari (dirawat di rumah sakit) boleh pulang, terus dirawat di rumah," cerita Mahfud.

Mahfud MD lantas mengkritik pernyataan Presiden Prabowo Subianto terkait jumlah kasus keracunan yang tidak sampai satu persen dibanding total jumlah penerima manfaat.

(*)

Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved