Takaran Sehat Penggunaan MSG, Jadi Trik Kurangi Garam dan Cegah Hipertensi
MSG (Monosodium Glutamat) selama puluhan tahun sering dicap negatif di kalangan masyarakat. Padahal jika takarannya justru sehat.
Penulis:
Aisyah Nursyamsi
Editor:
Anita K Wardhani
Anak-anak di atas usia dua tahun juga dapat mengonsumsinya, selama tetap seimbang dengan gizi lainnya.
Di Indonesia, BPOM RI telah menetapkan MSG sebagai Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang diizinkan, sesuai Peraturan Kepala BPOM No. 11 Tahun 2019.
Bahkan, sejak tahun 1958, badan pengawas pangan Amerika Serikat (US FDA) sudah memberi status GRAS (Generally Recognized As Safe) untuk MSG. WHO/FAO Expert Committee on Food Additives (JECFA) pun menyatakan hal serupa.
Lebih dari Sekadar Rasa Gurih
Selain memperkuat rasa, glutamat dalam MSG memiliki fungsi penting di dalam tubuh.
Seperti membantu pembentukan sel imun, mendukung fungsi otak, merangsang produksi air liur, serta mengatur nafsu makan dan rasa kenyang.
Dengan demikian, MSG bukan hanya sekadar penyedap rasa, melainkan juga bagian dari mekanisme tubuh yang alami.
Edukasi publik penting untuk menghapus stigma negatif sekaligus membantu keluarga Indonesia menerapkan pola makan sehat tanpa harus kehilangan kelezatan makanan.
Salah satu produsen bumbu masak nasional, PT Sasa Inti, juga mendorong kampanye edukasi publik bertajuk MSG #YangBenar.
Inisiatif ini menghadirkan ahli gizi, food technologist, chef, dan komunitas untuk memberi panduan penggunaan MSG secara tepat.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.