Single Lagu Jejak Semesta Suarakan Pesan Penting Jaga Keseimbangan Manusia dan Alam
Lagu Jejak Semesta dibawakan oleh tiga musisi yakni Annasta, Febree, dan Sunu Prasasti, yang menghadirkan kolaborasi lintas generasi.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Musik dan keberlanjutan bertemu dalam satu harmoni.
BIG Records Asia resmi merilis single terbaru berjudul “Jejak Semesta”, lagu yang dipilih menjadi theme song FSC Forest Week 2025 sekaligus dipersembahkan bertepatan dengan peringatan Hari Radio Nasional.
Kehadiran lagu ini bukan sekadar peluncuran karya musik, melainkan bagian dari upaya BIG Records Asia menjadikan musik sebagai medium untuk menyampaikan pesan penting: menjaga keseimbangan antara manusia dan alam.
Baca juga: Olla Ramlan Bahagia Comeback ke Dunia Musik Usai Belasan Tahun Vakum
Lagu Jejak Semesta dibawakan oleh tiga musisi yakni Annasta, Febree, dan Sunu Prasasti, yang menghadirkan kolaborasi lintas generasi dengan gaya berbeda namun berpadu harmonis.
Aransemen lagu ini dibalut nuansa pop modern sinematik dengan kombinasi drum elektrik dinamis, lapisan synth bertekstur, serta sentuhan etnik yang menambah kedalaman emosional.
Menurut Sunu Prasasti, A&R Director BIG Records Asia sekaligus produser lagu, karya ini dirancang untuk lebih dari sekadar didengar.
“Jejak Semesta dirancang agar bukan hanya didengar, tetapi juga dirasakan. Pesan liriknya mengingatkan bahwa manusia dan alam harus berjalan beriringan, serta setiap langkah kecil kita meninggalkan jejak di semesta,” kata Sunu seperti dikutip, Jumat (12/9/2025).
CEO IRCOMM Group sekaligus anggota FSC, Isra Ruddin, menilai peluncuran ini adalah bukti nyata dukungan terhadap FSC Forest Week 2025.
Ia menyebut musik sebagai medium emosional yang efektif untuk menghubungkan gerakan menjaga hutan dengan hati masyarakat luas.
“Lagu ini adalah jembatan emosional. Musik bisa membuat pesan menjaga hutan lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari, tidak hanya sebagai wacana, tetapi sebagai sesuatu yang kita rasakan bersama,” tegas Isra.
Kontes Cover Song untuk Publik
Untuk memperluas jangkauan pesan, BIG Records Asia juga menghadirkan Cover Song Contest yang mengajak publik ikut menyuarakan keberlanjutan melalui karya musik.
Kompetisi ini didukung berbagai mitra, termasuk Norton Records, JQ Composey, Festival Suara, Yuk Kolab, KWaS, Indosal Jaya Mandiri, dan MK Academy. Melalui ajang ini, generasi muda didorong untuk tidak hanya menikmati musik, tetapi juga berkreasi sekaligus menyebarkan semangat #BeraniBerevolusi.
Managing Director BIG Records Asia, Satria Pinandita, menekankan bahwa musik adalah sarana komunikasi yang mampu menyatukan pesan sosial dengan audiens digital masa kini.
“Musik adalah bahasa universal. Dari radio hingga platform streaming global, Jejak Semesta kami harapkan bisa melintasi batas geografis dan budaya, menyebarkan pesan keberlanjutan kepada generasi muda di seluruh dunia,” ujarnya.
Dengan momentum peluncuran ini, BIG Records Asia ingin menunjukkan bahwa musik dapat memainkan peran penting dalam perubahan sosial.
“Jejak Semesta bukan hanya single baru, tetapi suara kolektif untuk mengingatkan kita bahwa setiap langkah kecil, baik dalam menjaga lingkungan maupun dalam kehidupan sehari-hari, meninggalkan jejak yang berarti," katanya.
Bravy Hadirkan Ruang Baru untuk Musik Elektronik Indonesia |
![]() |
---|
Baleg DPR Bahas Revisi UU Hak Cipta, Soroti Keadilan Royalti dan Beban UMKM |
![]() |
---|
“Terapi Hati”: Musik Jadi Ruang Aman untuk Luka yang Tak Terucap |
![]() |
---|
Musyawarah Nasional AAI Officium Nobile, DPC Jaksel Usung Tjandra Sridjaja Jadi Ketua Umum DPP |
![]() |
---|
LMKN Berlakukan Sistem Baru Royalti Musik, Dijanjikan Lebih Transparan, Adil dan Tepat Sasaran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.