Saat Ini Tinggal di AS, Aurelie Moeremans Sedih Lihat Kondisi Indonesia

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aktris Aurelie Moeremans kini menetap di Amerika Serikat bersama suaminya, Tyler Bigenho.

Namun, ia tetap memantau perkembangan situasi di Indonesia melalui media massa.

Usai speak up soal tawaran masuk partai politik dengan tawaran gaji ratusan juta tanpa ada dasar kemampuan pendidikan politik, kini Aurelie mengungkapkan rasa keprihatinannya.

Diakui Aurelie, tak bisa menutup mata dengan situasi di Tanah Air, unjuk rasa di mana-mana. Bahkan sebagian wilayah diwarnai kerusuhan.

Baca juga: Pengamat Sebut Masyarakat Marah Elite Politik Tampil Arogan dan Tidak Peka: Hentikan

Perasaannya campur aduk. Ia sedih dan gundah gulana, terutama dengan adanya kekacauan yang disebabkan oleh pejabat dan pemerintah negeri.

“Ya rasanya gemas, kesal, dan sedih pastinya," kata Aurelie Moeremans kepada Tribunnews.com, Selasa (2/9/2025).

"Iya, beritanya sampai sini kok. Teman-teman suka tanya, ‘Itu di Jakarta lagi rusuh banget ya, kenapa sih kok sampai segitunya?’ Lalu aku coba jelasin,” tutur Aurelie.

Aurelie kemudian menjelaskan alasannya ketika itu menolak tawaran gabung partai politik di tahun 2016 meskipun dengan penawaran gaji yang fantastis.

Ketika itu Aurelie ditawarin bayaran ratusan juta perbulan dan hanya dengan mengikuti kegiatan ketua partai, sembari sesekali ikut memberikan statement.

Namun Aurelie menuturkan bahwa saat itu sama sekali tidak tertarik dengan politik.

Ketika ada rasa penasaran dalam dirinya Aurelie justru mengurungkan niat setelah mendengar tawaran itu.

"Aku memang enggak pernah tertarik sama politik. Pas diajak (masuk partai) aku mikir ngapain? Aku juga enggak ngerti, enggak tertarik, lebih ke sadar diri memang enggak kompeten gitu," tuturnya.

"Dan begitu dijelasin apa peran aku, malah lebih gak mau lagi, cuma jadi tim hore aja," kata Aurelie.

Diketahui unjuk rasa sepekan terakhir terjadi bukan hanya di Jakarta, tapi juga di berbagai daerah di Indonesia.

Bahkan di beberapa wilayah diwarnai kericuhan. Bahkan sampai jatuh korban jiwa.

Unjuk rasa tersebut dipicu ketidakpuasan publik terhadap kebijakan pemerintah dan respons DPR menanggapi situasi saat ini.

Satu di antaranya mengenai kenaikan gaji dan tunjangan DPR di tengah kesulitan  perekonomian masyarakat, seiring terjadinya pemutusan kerja atau PHK di mana-mana.

Ditambah lagi kinerja DPR yang jauh dari yang diharapkan oleh Publik.

(Tribunnews.com/ Bayu Indra Permana)