Profil Aktris Pemain NKCTHI, Nayla D Purnama, Perjalanan Panjang Dari Fashion Show ke Layar Lebar
Di balik wajahnya yang kini kerap muncul di layar lebar, ada kisah panjang penuh perjuangan yang dilalui aktris film Nayla D Purnama.
Meski kini bisa lebih selektif memilih peran, Nayla tetap terbuka untuk belajar. Ia mengaku tak pernah merasa benar-benar selesai dalam berakting.
"Alhamdulillah kalau sekarang udah bisa milih ya. Sebelum-sebelumnya kan kayaknya udah gas aja semuanya udah kan ada judul, alhamdulillah," ungkap Nayla.
"Kalau sekarang alhamdulillah udah bisa lebih selektif atas apa yang aku mainin," bebernya
Terbuka untuk Beragam Peran
Dalam filmografi Nayla menunjukkan keberagaman peran yang ia jalani. Setelah debut di Jembatan Pensil, ia sempat bermain sebagai Muthia kecil di 'Insya Allah Sah 2' (2018), lalu berturut-turut tampil di berbagai film horor seperti 'Arwah Noni Belanda', 'Ikut Aku ke Neraka', 'Siksa Neraka' (2023), hingga 'Kemah Terlarang: Kesurupan Massal' (2024).
Namun puncak pencapaiannya hingga kini bisa dibilang adalah peran sebagai Vina Dewi Arsita di 'Vina: Sebelum 7 Hari' (2024). Film yang diangkat dari kisah nyata ini memperlihatkan sisi emosional dan ketangguhan Nayla sebagai pemeran utama.
Tahun 2025, Nayla sudah akan kembali tampil di dua film: 'Gowok: Kamasutra Jawa' sebagai Sri, dan 'Labinak' sebagai Yanti.
Dua peran ini menunjukkan bagaimana Nayla terus mencoba menjelajahi karakter yang lebih beragam dan menantang.
"Lebih dari bayangan sih, lelahnya iya, tapi ini lebih dari ekspertasi aku sih," ungkapnya.
"Tapi emang itu, karena semakin menambahnya juga, apa ya, ekspertasi, jadi harapannya juga semakin tinggi. Makanya itu yang bikin aku juga nggak ingin cepet-cepet berhenti, karena itu tujuannya masih banyak yang ingin dicapai," jelas Nayla.
Relakan Masa Remaja Demi Karir
Meski telah menghabiskan sebagian besar hidupnya di dunia hiburan, Nayla tidak menampik ada pengorbanan yang dilakukan.
Salah satunya adalah masa kecil dan remaja yang berbeda dari kebanyakan anak seusianya karena ketika duduk di bangku SMP ia harus menjalani homeschooling.
“Aku sempat homeschooling, jadi nggak punya teman sekolah yang benar-benar nempel dari kecil. Kayak pas SMP mereka reuni SMA, aku nggak ada karena dulu nggak sekolah formal,” tuturnya.
Pilihan masuk SMA formal kemudian menjadi keputusan besar—dan terbaik dalam hidupnya karena Nayla tak mau kehilangan masa SMA.
“Aku masuk sekolah formal cuma pengen ngerasain jatuh cinta,” katanya sambil tertawa.
"Dapet! Di tahun pertama (pacaran)," lanjut Nayla.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.