Senin, 29 September 2025

Cerita Devina Aureel Dalami Karakter Endah Penjual Jamu di Film Cocote Tonggo: Riset Bahasa, Budaya

Cerita kala Shooting Film 'Cocote Tonggo', Devina menjelaskan bahwa latar belakang karakternya sebagai Endah tidak sekadar penjual jamu biasa

|
Editor: Nila
Instagram/@cocotetonggo
Aktris Davina Aureel, Pemeran Endah dalam film 'Cocote Tonggo' yang memerankan sosok penjual jamu tradisional Jawa. 

 

TRIBUNNEWS.COM - Meski tak bisa bertahan lama di layar bioskop, namun Film "Cocote Tonggo" karya Bayu Skak menjadi karya yang cukup bisa bersaing di antara banyaknya karya horor yang merajai bioskop.

Bukan hanya karena Ciri khas komedi dan bahasa Jawa Tengah yang kental, Film 'Cocote Tonggo" ini sangat berkesan karena kedalaman cerita di balik tiap karakter.

Salah satu karakter menarik dalam film ini adalah Endah, seorang penjual jamu yang diperankan oleh Devina Aureel, seorang aktris berdarah Tionghoa.

Mungkin muncul pertanyaan, mengapa justru Devina yang keturunan China memerankan sosok penjual jamu tradisional Jawa?

Menceritakan momen kala Shooting Film 'Cocote Tonggo', Devina menjelaskan bahwa latar belakang karakternya sebagai Endah tidak sekadar penjual jamu biasa.

"Endah sebenarnya adalah korban kerusuhan 1998. Keluarga saya punya toko jamu sinse, dan kami diselamatkan keluarga Butin, ibu dari Mbak Murni. Karena itu, saya diajak kerja bareng di toko jamu itu," ujarnya dalam podcast Tribunnews tayang pada Rabu (14/5/2025).

Baca juga: Disiapkan Sejak 2020, Bayu Skak Cerita Alasan Baru Garap Cocote Tonggo di 2024

Penjelasan ini sejalan dengan riset yang dilakukan tim film "Cocote Tonggo", termasuk sutradara sekaligus pemeran Bayu Skak.

"Kami riset dulu kenapa penjual jamu itu beretnis Cina. Pengobatan tradisional Tionghoa dan jamu Jawa punya keterkaitan, jadi ini masuk akal. Selain itu, saya selalu berusaha menyatukan keberagaman Indonesia di setiap karya saya," ucap Bayu Skak.

Riset mereka bahkan sampai membawa Devina ke Solo untuk belajar membuat jamu asli secara langsung.

"Ada workshop bikin jamu, kami benar-benar diajari cara membuat jamu oleh orang yang ahli," kata Devina.

Tantangan lain yang dihadapi Devina adalah bahasa, karena sebagai orang Surabaya, Devina mengaku kesulitan belajar bahasa Jawa halus hingga harus mengulang beberapa kali dalam dialog film.

"Bahasa Jawa alus itu susah banget. Saya sampai harus mengulang beberapa kali karena salah nyapa, padahal itu hal sederhana seperti menyapa orang tua," ujarnya.

Baca juga: Film Cocote Tonggo, Bayu Skak Terinspirasi Gunjingan Tetangga

Sementara itu, Bayu Skak menjelaskan, penggunaan bahasa Jawa halus ini memang disengaja agar terasa autentik sesuai lokasi syuting di Kampung Batik Laweyan, Solo.

Bayu menegaskan pesan utama film ini bukan sekadar tentang gosip antar tetangga, melainkan bagaimana ucapan dan omongan bisa datang dari keluarga atau orang terdekat juga.

Halaman
12
Sumber: Tribun Video
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan