Rian D'Masiv Kehilangan Pemasukan Rp 1 Miliar Akibat Covid-19
D'Masiv mengakui pihaknya kehilangan pemasukan hingga mencapai Rp 1 miliar setelah gagal manggung. Vokalisnya pun berbagi kisah.
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Arie Puji Waluyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Virus Corona atau Covid-19 yang menyebar di Indonesia membuat sejumlah Pemerintah Daerah memperketat aturan perihal izin keramaian kepada penyelenggara acara.
Berbagai konser pun terpaksa dibatalkan. Hal tersebut otomatis membuat pemasukan para musisi kandas.
D'Masiv misalnya. Grup musik di bawah komando Rian Ekky Pradipta itu mengakui pihaknya kehilangan pemasukan hingga mencapai Rp 1 miliar setelah gagal manggung.
Kepada wartawan Tribunnews.com Network, Arie Puji Waluyo, Rian D'Masiv berbagi cerita seputar pembatalan agenda manggung grup musiknya buntut pandemi Covid-19. Wawancara berlangsung, Senin (16/3/2020) kemarin.
Berikut petikannya:
Anda mengungkapkan sejumlah agenda manggung D'Masiv dibatalkan. Berapa banyak jumlahnya?
Iya benar (soal pembatalan agenda pentas D'Masiv). Di bulan Maret itu ada delapan agenda yang batal ,dari pertengahan sampai akhir bulan. Di bulan April sendiri kami ada jadwal manggung (di tanggal) 1, 2, 3, 4, 5, cuma yang (sudah) di-cancel tanggal 3 April. Tanggal 1 dan 2 masih on schedule.
Tapi kayaknya di-cancel sih karena berkaca kejadian semalam (kemarin--red). Harusnya kami manggung di Kelapa Gading, Jakarta Utara, tiba-tiba H-1 dibatalin. Jadi ya siap-siap aja banyak yang di-cancel.
Ya mau tidak mau kami harus terima. Beberapa (agenda manggung) ada di-reschedule belum tahu kapan (jadwal pengganti) dan ada yang di-cancel. Selain tanggal 3 April, pada 18 April juga jadwal manggung D'Masiv di-cancel. Jadi sejauh ini (yang di-cancel) sekitar 10 jadwal.
Berapa besar pemasukan yang kandas dari pembatalan tersebut?
Lumayan lah. Kami sekali manggung antara Rp 80-100 juta, sekali main. Kalikan saja 10, ya hampir Rp 1 miliar. Lumayan banget.
Bagaimana D'Masiv menyikapinya?
Ya semalam kami mengisi waktunya dengan mengerjakan lagu baru. Kami ngobrol, bikin lagu, dan rekaman. Ya kami harus atur waktu ke depan bagaimana caranya mendapatkan uang. Karena kami banyak tanggungan kan. Ada keperluan bulanan, bayar karyawan, dan lain-lain.
Ya D'Masiv jadi tulang punggung buat semua personel. Ada orang finance, manajemen, merchandise, fotografer, yang perlu digaji semua. Kalau tidak manggung, bingung juga ya. D'Masiv ada sekitar 15 orang.
Kami hanya bisa pasrah dan usaha, insyaAllah ada jalannya. Kalau kami berusaha apapun baik itu dari merchandise, jalani aja.
Kami percaya rezeki enggak ke mana-mana. Kami tentu harus menghormati keputusan pemerintah meski itu berdampak ke acara yang mengundang D'Masiv. Kami enggak akan maksa buat tetap manggung.
Bisakah pemasukan dari penjualan merchandise untuk menghidupi D'Masiv?
Mungkin itu bisa membantu ya. Lumayan kalau ada pemasukan sedikit karena kalau manggung kami dapat double, uang manggung dan merchandise. Sekarang ini, sementara waktu sambil menuggu semua aman, kami jual merchandise saja dulu sambil mengisi waktu bikin konten YouTube atau diisi sama kegiatan tetap.
Cuma D'Masiv mengurangi pertemuan dengan banyak orang karena kan banyak imbauan menghindari keramaian.
Ya kami ikutin aja. Mungkin ini kami ada hikmahnya juga, jadi aku di rumah bisa kumpul dan menghabiskan waktu sama keluarga, begitu juga yang lain. Saya bisa mainan sama anak. Jadi ya selalu ada hal yang positif meski panggungan banyak dibatalin.
Apa langkah ke depan grup musik ini?
Ya buat lagu baru sama menghabiskan waktu dengan keluarga. Kami semalam rekaman (dari) jam 6 malam sampai jam 12 (malam). Ya apapun yang bisa dikerjakan karena yang kami kerjakan pasti menghasilkan. Ada album dan dapat royalti juga. Ya enggak akan sia-sia dalam membuat karya. (*)